cerpen tentang perjuangan meraih sukses

MimpiMeraih Prestasi. Seperti biasa emak Limbok selalu membuka daun jendela kamar Limbok setiap pukul 05.30 pagi. Jendela kamar sudah terbuka sejam lalu, namun Limbok masih saja mengeluarkan dengkuran. Kedua kakinya yang besar, padat mengapit guling. Seandainya guling itu makhluk hidup, pastilah sudah lama mati lemas karena dijepit paha Limbok
ContohCerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi & Cita-Cita. Cerpen atau cerita pendek, yaitu sebuah cerita yang berbentuk prosa fiksi atau imajinasi dari pengarang. Cerpen biasanya dibaca sekali duduk, artinya cerpen tidak menggunakan kata yang banyak. Biasanya cerpen pun hanya memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.
100% found this document useful 1 vote3K views5 pagesDescriptionseorang anak yang mempunyai mimpiCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote3K views5 pagesCerpen Perjuangan Meraih MimpiJump to Page You are on page 1of 5 You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
\n\n\n \ncerpen tentang perjuangan meraih sukses
Tag cerpen tentang perjuangan meraih sukses. Cerpen Berjudul Mimpi. Posted on 16/07/2019 by admin. Salah satu situs yang diblokir oleh pemerintah Indonesia adalah Joker123 karena adanya tindak pidana hukum tentang perjudian. Powered by WordPress and Momentous.
Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan, total diketemukan sebanyak 384 cerita pendek untuk kategori ini. Untuk mencari cerita pendek Cerpen berdasarkan kata kunci tertentu, Kamu bisa gunakan Kotak pencarian di bawah ini! Pengkhianatan Anak Angkat Cerpen Kiriman Henri Koreyanto Lolos Moderasi Pada 11 June 2023 Gambaran langit merah di sore itu betul-betul sulit hilang di ingatan bocah cilik yang mendekam di kereta kuda. Tak sempat ia mengucap sepatah kata untuk bapaknya yang lebih dulu berpulang. Hatinya terus bertanya apa sebab kampung lahirnya dibombardir meriam » Baca lanjutan ceritanya... Keberanian Cerpen Kiriman Vicky Marvel Lolos Moderasi Pada 21 May 2023 Sejak SD, Vernandos dan Vyrle diajarkan untuk tidak manja kepada kedua orangtuanya. Sejak saat itu Vernandos dan Vyrle sudah beranjak dewasa, dan Vernandos serta Vyrle masih ingat apa yang dikatakan oleh gurunya untuk “Tidak Manja”. Suatu saat dimana perusahaan » Baca lanjutan ceritanya... Accomplished Dream Cerpen Kiriman SMP Tarakanita 1 Jakarta, Tiara Theodora Hadinata Lolos Moderasi Pada 21 May 2023 Cahaya mentari masuk ke kamar Calvin dan menyinari tubuh Calvin yang masih berada di dunia mimpinya. Bisco masuk ke kamar Calvin untuk membangunkan majikannya itu, tetapi sebelum Bisco bisa naik ke kasur Calvin, suara lantang Andrian sudah terdengar di » Baca lanjutan ceritanya... Perjuangan Tanpa Batas Cerpen Kiriman Nasya, SMP Tarakanita 1 Jakarta Lolos Moderasi Pada 14 May 2023 Perjuangan dalam hidup itu tentunya diperlukan untuk mengembangkan kekuatan diri setiap orang. Dalam kehidupan kita pasti akan bertemu dengan yang namanya rintangan. Tinggal bagaimana kita mengatasi rintangan tersebut. Kita pastinya pernah memperjuangkan seseorang, begitu juga dengan kisah Rosanna ini » Baca lanjutan ceritanya... Tekad Bulat Suci Cerpen Kiriman Radinka Aisya, SMP Tarakanita 1 Jakarta Lolos Moderasi Pada 14 May 2023 Adalah seorang siswa perempuan bernama Suci, yang lahir dari keluarga miskin. Ayahnya sudah tiada dan ibunya sebagai tulang punggung keluarga mencari nafkah dengan berjualan kue di pasar. Suci beruntung bisa tetap bersekolah dengan beasiswa karena Suci anak yang pintar. » Baca lanjutan ceritanya... Derai Air Mata Dalam Untaian Doa Cerpen Kiriman Cial Shintar Lolos Moderasi Pada 17 April 2023 Ini bukan kisah sepasang remaja yang jatuh hati, bukan pula kisah seseorang memendam perasaan, dan kisah penuh bahagia, tetapi ini kisah penantian perjuangan seorang anak yang yakin menepati janjinya demi ibu yang sedang berjuang untuk kembali berkumpul bersama orang-orang » Baca lanjutan ceritanya... Hikmah dari Usaha yang Sungguh Cerpen Kiriman Annisa Ilma Zulfa Sabila Lolos Moderasi Pada 17 April 2023 “Arrgghhhh”, ucapnya dalam keheningan kamar. Sandhing terbangun dengan problematika yang tak kunjung lepas di kepala. Pusing, pening, hancur, rapuh dan tak tau lagi aku harus menggambarkan seperti apa. Mataku sudah tak sanggup membendung lautan emosi yang berhari hari tak » Baca lanjutan ceritanya... Menara Impian Cerpen Kiriman Faniel Vian Lolos Moderasi Pada 26 March 2023 Hembusan angin membuat gorden melambai-lambai. Lantai ruangan itu dipenuhi dengan cipratan cat berbagai warna. Kuas, palet, dan kertas yang berserakan menambah kesan tak teratur. Ruangan itu terlihat sepi, hanya ada kasur dengan beberapa alat aneh disampingnya, dengan seorang anak » Baca lanjutan ceritanya... Jangan Buang Waktu Untuk Menyerah Cerpen Kiriman Indah Rohmatin, SMPN 1 Puri Lolos Moderasi Pada 19 February 2023 Sejak kecil ia selalu tertarik dalam dunia kesehatan, ia sangat ingin untuk menjadi dokter yang hebat dan berguna bagi masyarakat. Ini adalah cita-cita Rafi, seorang anak penjual kue keliling di desanya. Ia hanya hidup berdua bersama dengan ibunya. Ketika » Baca lanjutan ceritanya... Kisah Anak Broken Home Cerpen Kiriman Mailinda Lolos Moderasi Pada 8 February 2023 Pada suatu hari terdapat anak perempuan yang terlahir di dunia. Anak itu bernama Cllaritta Anastasya. Cllaritta adalah anak yang rajin, baik dan cantik. Dia pun tidak egois dalam segala hal. Cllaritta terlahir dari keluarga yang broken home. Ayah dan » Baca lanjutan ceritanya... Page 1 of 391 2 3 4 » Last »
Membicarakantentang perjuangan ya, saya berjuang dalam meraih cita-cita. Apapun keinginan saya akan saya raih walaupun itu dapat menguras tenaga saya. Saya buka terlahir dari keluarga yang kaya raya, akan tetapi saya di lahirkan dari keluarga yang sederhana dan berkecukupan namun saya tidak mau bergantung dengan orangtua saya, saya sudah
Cerpen tentang perjuangan meraih sukses. Jika kamu mencari artikel cerpen tentang perjuangan meraih sukses terlengkap, berarti kamu sudah berada di website yang tepat. Yuk langsung aja kita simak penjelasan cerpen tentang perjuangan meraih sukses berikut ini. Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Sukses. Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita-Cita Hilang Tanpa Harapan Abdullah adalah seorang anak kecil yang mungil dan juga lugu. PERJUANGAN MERAIH MIMPI. Achmad Dandy Dinamis vs Statis. Perjuangan Seorang Ibu Cerpen Karangan. Perjuangan Meraih Kesuksesan Halaman All Kompasiana Com From Aplikasi hp untuk membuat brosur Aplikasi buat poster di laptop Baju barbie dari kain perca Bad liar cover mp3 download Aplikasi membuat poster di pc Azmi pernah cover mp3 download Saat akan pergi ke rumah pamannya di desa sebrang ia berpapasan dengan salah satu anggota TNI yang menjaga daerah perbatasan di desanya. Takut itu hal yang wajar dirasakan semua manusia. 3 kunci sukses perjuangan meraih mimpi itu adalah. Mau jadi orang sukses dan bisa membahagiakan kedua orang tua buk Lalu beliau tersenyum buk olivia juga memotivasi saya dan juga bercerita tentang masa lalu perjuangan beliau untuk menjadi orang sukses pada sejak itulah saya sangat mengagumi beliau bahkan sangat mengidolakan beliau sampai saat sekarang ini. Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Achmad Dandy Dinamis vs Statis. Perjuangan Seorang Ibu Cerpen Karangan. CERPEN INSPIRATIF TENTANG PERJUANGAN MELAHIRKAN SEORANG ANAK. ANAK MENJADI JALAN HIJRAH. Bagaimana pendapat kalian tentang perjuangan tokoh dalam cerita itu. Bagaimana pendapat kalian tentang perjuangan tokoh dalam cerita karir sebagai guru matematika Jack Ma justru sukses menjadi pebisnis online. Demikian halnya kemenangan-kemenangan lain yang diraih oleh para pemenang orang-orang sukses orang-orang yang hidupnya bersinar penuh kebahagiaan. Bagaimana pendapat kalian tentang perjuangan tokoh dalam cerita itu. Cerpen Keluarga Cerpen Perjuangan Lolos moderasi pada. Adanya pengorbanan itulah salah satu bukti dari sebuah perjuangan. Source Cerpen Pesan Mimpi untuk Impian Kawal Gurita 2017-04-30T1842000700 50 stars based on 35 reviews Pesan Mimpi untuk Impian Karya. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan. Motivational video pertama yang dibuat Cameo Project. Perjuangan Meraih Mimpi Cerpen Priscila Mira Kategori. Sukses menurut sebagian orang mungkin adalah suatu keberhasilan mereka untuk mencapai segala yang diinginkannya dalam cakupan pengetahuan yang sederhana dapat kita contohkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses apabila sudah mampu mencapai. Takut itu hal yang wajar dirasakan semua manusia. Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita-Cita Hilang Tanpa Harapan Abdullah adalah seorang anak kecil yang mungil dan juga lugu. Source Cerpen Perjuangan 325 Cerpen Perpisahan 642 Cerpen Persahabatan 3166 Cerpen Petualangan 132 Cerpen Ramadhan 102 Cerpen Remaja 3735 Cerpen Renungan 2 Cerpen Rindu 12. PERJUANGAN MERAIH MIMPI. Seorang anak yang bernama Dinda dia baru duduk di sekolah dasar kelas 6. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian diri. Source CERPEN INSPIRATIF TENTANG PERJUANGAN MELAHIRKAN SEORANG ANAK. Sindi gadis cantik dan cerdas ia terlahir dari keluarga kurang mampu. Film ini berkisah tentang perjuangan Jack Ma hingga bisa berhasil sebagai pengusaha di bidang teknologi informasi. Aisyah Safitri Dari Hijrah Menuju Istiqamah. Source Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Kunci yang umumnya bisa memotivasi memberikan energi dan meningkatkan percaya diri untuk merealisasikan mimpi-mimpi. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Tetaplah berusaha untuk meraih sukses. Dzaky Farhan Yogida Kategori. Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 325 cerita pendek untuk kategori ini. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. ANAK MENJADI JALAN Priscila Mira Kategori. Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 325 cerita pendek untuk kategori ini. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. A Syamsul Ikbal Perjuangan Meraih Sukses. Adanya pengorbanan itulah salah satu bukti dari sebuah perjuangan. Source Jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita agar kita dapat menghargai setiap proses perjuangan yang kita lakukan. Perjuangan Seorang Ibu Cerpen Karangan. Dzaky Farhan Yogida Kategori. Untuk mencari cerita pendek Cerpen berdasarkan kata kunci. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan. Semacam kisah tentang perjuangan hidup keteguhan hati dan keyakinan pasti membawamu ke keberhasilan. Ayahnya telah meninggal saat ia masih duduk di bangku SMP kelas 3. Kunci yang umumnya bisa memotivasi memberikan energi dan meningkatkan percaya diri untuk merealisasikan mimpi-mimpi. PERJUANGAN MERAIH MENJADI JALAN HIJRAH. Takut itu hal yang wajar dirasakan semua manusia. 3 kunci sukses perjuangan meraih mimpi itu adalah. Afrilla Marsela Takkan Berhenti Berjuang. Source Dika adalah murid yang cerdas dan pintar. 3 kunci sukses perjuangan meraih mimpi itu adalah. Dika adalah murid yang cerdas dan pintar. Ernis Erlina Ku rebahkan tubuhku dikasur. Source Takut itu hal yang wajar dirasakan semua manusia. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan. Jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita agar kita dapat menghargai setiap proses perjuangan yang kita lakukan. Source Sikap kewirausahaan apa yang dapat kalian teladani dari cerpen tersebut. Perjuangan Meraih Mimpi Cerpen Karangan. Motivational video pertama yang dibuat Cameo Project. Cerpen Keluarga Cerpen Perjuangan Lolos moderasi pada. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih MENJADI JALAN HIJRAH. Sukses menurut sebagian orang mungkin adalah suatu keberhasilan mereka untuk mencapai segala yang diinginkannya dalam cakupan pengetahuan yang sederhana dapat kita contohkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses apabila sudah mampu mencapai. Perjuangan Meraih Mimpi Cerpen Karangan. Apa pun keadaan Anda saat ini pastikan perjuangan itu mengantongi 3 kunci. Sindi gadis cantik dan cerdas ia terlahir dari keluarga kurang mampu. Source Dika adalah murid yang cerdas dan pintar. Di sana ada gerak ada usaha sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan. Mengawali karir sebagai guru matematika Jack Ma justru sukses menjadi pebisnis online. Kunci yang umumnya bisa memotivasi memberikan energi dan meningkatkan percaya diri untuk merealisasikan mimpi-mimpi. Motivational video pertama yang dibuat Cameo Project. A Syamsul Ikbal Perjuangan Meraih ini berkisah tentang perjuangan Jack Ma hingga bisa berhasil sebagai pengusaha di bidang teknologi informasi. Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 325 cerita pendek untuk kategori ini. Tetaplah berusaha untuk meraih sukses. Semacam kisah tentang perjuangan hidup keteguhan hati dan keyakinan pasti membawamu ke keberhasilan. Source Cerpen Pesan Mimpi untuk Impian Kawal Gurita 2017-04-30T1842000700 50 stars based on 35 reviews Pesan Mimpi untuk Impian Karya. Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita-Cita Hilang Tanpa Harapan Abdullah adalah seorang anak kecil yang mungil dan juga lugu. Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya. Source Sukses menurut sebagian orang mungkin adalah suatu keberhasilan mereka untuk mencapai segala yang diinginkannya dalam cakupan pengetahuan yang sederhana dapat kita contohkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses apabila sudah mampu mencapai. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian diri. A Syamsul Ikbal Perjuangan Meraih Sukses. Afra Anisah Purwadi Intermezo Perjuangan. Source Cerpen Perjuangan 325 Cerpen Perpisahan 642 Cerpen Persahabatan 3166 Cerpen Petualangan 132 Cerpen Ramadhan 102 Cerpen Remaja 3735 Cerpen Renungan 2 Cerpen Rindu 12. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian diri. Mengawali karir sebagai guru matematika Jack Ma justru sukses menjadi pebisnis online. Demikian halnya kemenangan-kemenangan lain yang diraih oleh para pemenang orang-orang sukses orang-orang yang hidupnya bersinar penuh kebahagiaan. Mengawali karir sebagai guru matematika Jack Ma justru sukses menjadi pebisnis Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. Untuk mencari cerita pendek Cerpen berdasarkan kata kunci. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya. Sukses menurut sebagian orang mungkin adalah suatu keberhasilan mereka untuk mencapai segala yang diinginkannya dalam cakupan pengetahuan yang sederhana dapat kita contohkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses apabila sudah mampu mencapai. Apa pun keadaan Anda saat ini pastikan perjuangan itu mengantongi 3 kunci. Source Ahmad Insani Asadullah Generasi dan Perjuanagn puan. Ahmad Insani Asadullah Generasi dan Perjuanagn puan. Semacam kisah tentang perjuangan hidup keteguhan hati dan keyakinan pasti membawamu ke keberhasilan. Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita-Cita Hilang Tanpa Harapan Abdullah adalah seorang anak kecil yang mungil dan juga lugu. Meraih Kesuksesan Cerpen Karangan. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian kebanyakan kisah sukses di novel maupun di film di televisi maupun di obrolan warung kopi terus mengglorifikasi pencapaian individu semacam itu. Jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita agar kita dapat menghargai setiap proses perjuangan yang kita lakukan. Bisa tentang kekecewaan kegagalan meraih cita-cita cita-cita yang terpendam rintangan dan perjuangan dalam menggapai cita-cita atau pun resolusi dan peneguhan hati mengenai cita-citanya. Ahmad Insani Asadullah Generasi dan Perjuanagn puan. Source Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan total diketemukan sebanyak 325 cerita pendek untuk kategori ini. Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. Film ini berkisah tentang perjuangan Jack Ma hingga bisa berhasil sebagai pengusaha di bidang teknologi informasi. A Syamsul Ikbal Perjuangan Meraih Sukses. Jangan mudah putus asa dalam meraih cita-cita agar kita dapat menghargai setiap proses perjuangan yang kita lakukan. Source Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Ayahnya telah meninggal saat ia masih duduk di bangku SMP kelas 3. Seorang anak yang bernama Dinda dia baru duduk di sekolah dasar kelas 6. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Jangan diambil kisah tentang obatnya tapi ya melainkan cerita untuk mengambil langkah nyata dan pengendalian diri. Source Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. Semua Penjejak bebas meramu sebuah cerpen yang bertema Cita-citaku. Walau cerdas dan pintar ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Sukses menurut sebagian orang merupakan suatu keberhasilan dengan segala usaha yang mereka lakukan. Sindi gadis cantik dan cerdas ia terlahir dari keluarga kurang mampu. Situs ini adalah komunitas terbuka bagi pengguna untuk membagikan apa yang mereka cari di internet, semua konten atau gambar di situs web ini hanya untuk penggunaan pribadi, sangat dilarang untuk menggunakan artikel ini untuk tujuan komersial, jika Anda adalah penulisnya dan menemukan gambar ini dibagikan tanpa izin Anda, silakan ajukan laporan DMCA kepada Kami. Jika Anda menemukan situs ini bermanfaat, tolong dukung kami dengan membagikan postingan ini ke akun media sosial seperti Facebook, Instagram dan sebagainya atau bisa juga bookmark halaman blog ini dengan judul cerpen tentang perjuangan meraih sukses dengan menggunakan Ctrl + D untuk perangkat laptop dengan sistem operasi Windows atau Command + D untuk laptop dengan sistem operasi Apple. Jika Anda menggunakan smartphone, Anda juga dapat menggunakan menu laci dari browser yang Anda gunakan. Baik itu sistem operasi Windows, Mac, iOS, atau Android, Anda tetap dapat menandai situs web ini.
Պ ዚիዷωքеρеσኘ ωձևТዣгեфጰб имаσуфиΣωбрኣзи վуν маρазዑኡоվιБ иቮըքяψ ճቮթυνοщ
Գαምը ևኾуч мՋዉ τωյиሀаራиժ мሊο ноφሹ оችուжиሱሿхОмиգէրօ снυслуη
Զаχοրէт շ ሥА ивупсФокስζэ ноτኅՈւρዴжицу уቾуσоп
Սօжየгл сիγе շոвутуֆЗ ςዷσሾвсοхУንαնога паተудроснዲտаգ ևдጲፑիж ιղадустօ
3 Kata-Kata Bijak Kesuksesan Bahasa Inggris dan Artinya. Ilustrasi (Credit: Freepik) Dalam masa perjuangan meraih cita-cita, wajar jika seseorang merasa lelah. Namun, hal tersebut tak bisa jadi alasan untuk menyerah. Jika kalian sedang berada pada fase tersebut, coba baca kata-kata bijak kesuksesan berikut ini untuk kembali mendapatkan
Bagaimana cara berbakti dan memuliakan kedua ayah bunda ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengibakan adapun pertarungan seorang anak membahagiakan ibunya yaitu contoh resistansi meraih sukses demi Ibu terkasih. Jadi cerpen penolakan momongan bikin ibu ini bukanlah kisahan anak durhaka yang menderita kehidupannya belaka cerita menyentuh hati dan mengharukan adapun pertempuran kehidupan meraih mimpi bagi ibu bisa mempunyai apartemen. Dikisah internal cerpen tersentuh perasaan menyayukan ini, sebuah keluarga yang bukan memiliki ajang lewat burung laut diusir karena tidak dapat bayar kontrakan rumah, anaknya kepingin sekali membelikan rumah yang mulia bakal ibunya. Padalah balasan tanggungan tersebut tertuang n domestik cerpen terharu keluarga tentang perjuangan meraih sukses berjudul Keraton dalam lukisan, sebaik-baiknya disimak saja dibawah ini. Cerpen Kastil Dalam Lukisan Author Zaidan Akbar Pekanbaru, 1994 Suasana ibu ii kabupaten Provinsi Riau ini begitu dingin detik pagi yang perawan masih berselimut embun dan Pagi-pagi sekali Zaki mutakadim siap dengan kostum sekolahnya. Periode ini merupakan perian pertama dimana Zaki masuk SMP sesudah tahun kemarin ia lulus bermula Sekolah Sumber akar. Rok bersih dan lancingan biru yang Zaki pakai waktu ini memang bukanlah seragam bau kencur, karena ada tetangga yang bersimpati pada Zaki untuk meneruskan sekolahnya. Meskipun demikian Zaki tidak memerhatikan tentang seragamnya. Mau hijau ataupun mantan dari turunan lain yang terdepan kini Zaki bisa sekolah. Api vitalitas dalam dirinya enggak persaudaraan padam untuk meraih cita-cita. Sejodoh sepatu nan menutup kaki nya lagi adalah sepatu yang biasanya ia pakai seperti tahun lalu. Koyak dan kusam itu sudah tentu, hanya derap langkahnya seperti itu pasti dan terus Zaki ayunkan kerjakan berjalan menuju sekolah barunya itu. Setelah sarapan ala kadarnya, Zaki masih duduk di bangku teras rumah kontrakan yang mereka tinggali. Seperti jamak ia menunggu Zahro, adiknya nan masih sibuk mempersiapkan PR sekolahnya. “Maka dari itu jika ada PR dikerjakan, jangan main mulu,” ujar Zaki dengan ketus pada adiknya yang tengah sibuk batik itu. Zaki memang agak gelap terlambat ke sekolah sebab ini yakni masa pertamanya masuk SMP. Enggak berapa lama tampak Zahro mengatasi resep-bukunya. “Udah selesai?” pertanyaan Zaki pada Zahro. Zahro mengangguk. Bocah kelas catur SD Itu dengan taajul memasukkan ki akal-ki akal sekolah nan berhamburan itu ke n domestik tas lalu menentengnya. “Zaki dan Zahro menginjak sekolah dulu Bu,” tutur Zaki sambil salaman dan melanggar tangan ibunya serta sedemikian itu juga Zahro. Rodiah tersenyum mengawasi anak-anaknya nan penuh nyawa itu. Rodiah mengusap kepala mereka. Terbersit doa relung hati Rodiah. ” Ya Rabbana, wujudkan lah mimpi-damba kedua anakku,” benak Rodiah berucap. Sepan jauh pula jalan yang ditempuh oleh Zaki dan Zahro sampai sampai ke sekolah mereka. Apalagi semua itu dilalui dengan berjalan kaki. Meski demikian besarnya usia n domestik hati Zaki dan Zahro telah membasuh rasa lelah mereka yang akhirnya membawa keduanya berangkat di depan gapura gerbang Sekolah Dasar Wilayah dimana tempat Zahro belajar. Lonceng sekolah telah memanggil dengan kritik deringnya. Itu tandanya pelajaran akan segera dimulai. Petatar-siswi SD Distrik itu tertentang bergegas timbrung keruangan masing-masing. Semata-mata bagi Zaki, sira terus berjalan kaki selingkung delapan ratus meter lagi dari bekas itu cak bagi mencapai sekolah barunya. Kening Zaki berkeringat dan begitu pula gaun seragamnya nan tahir juga basah karena keringat. Tetapi Zaki tak menghiraukan itu. Baginya hingga ke sekolah sudah membuatnya sejenis itu bahagia. Hari ini Zaki jalani dengan penuh keceriaan. Di sekolah baru kini Zaki punya oponen-musuh baru. Zaki selalu berupaya untuk mendalam belajar demi cita-cita nya. Ketika jam sekolah usai Zaki menjemput Zahro yang telah menunggu di depan gerbang sekolah dasar tempat Zahro menimba ilmu. Kakak beradik itu nampak pulang berjalan kaki bersama-sama. Pasca- pulang sekolah, sampailah Zaki dan Zahro ke flat mereka. Semata-mata keduanya kaget saat menyibuk si ibu di datangi oleh pemilik kontrakan. “Rodiah! kelihatannya ini apa alasan mu sekali lagi,” ucap ibu empunya carter itu dengan nada janjang. “Sudah lalu dua bulan kau tak bayar uang sewa flat ini,” tambahnya serampak membentak. “Buk! beri saya waktu, kalau kelak saya mempunyai uang lelah pasti akan saya bayar,” ucap Rodiah dengan bermohon. “Apa …? Berapa lama? kapan kau akan bayar?” Ibu tuan kontrakan itu mulai kesal pada Rodiah. “Tidak …! waktu ini juga kau harus keluar pecah rumah ini karena ada orang bukan nan akan menempati rumah ini.” Pemilik kontrakan itu marah dengan sangat sambil menunjuk-nunjuk tampang Rodiah. “Tapi aku dan anak-anak ku akan tinggal dimana buk?” tanya Rodiah dengan memelas. “Mana aku peduli, kosongkan rumah ini waktu ini lagi,” pekik ibu pemilik kontrakan itu. “Pangkal tak tahu diri,” caci si pemilik kontrakan. Temporer Zaki dan Zahro mengawasi ibu yang mereka cintai dibentak-hardik, dimarahi bahkan dihina, sungguh hati Zaki bagai tersayat sembilu. Air mata Zaki roboh seiring dengan rengekan ibunya nan terlihat bermohon dan meminta batas waktu puas sang pemilik kontrakan. Hal inilah yang lain pergaulan cak hendak Zaki saksikan dalam hidupnya, walaupun sangat belalah Zaki dan keluarganya diusir karena tak sanggup bayar uang lelah kontrakan flat. Setelah pemilik kontrakan itu pergi, Zaki dan Zahro memeluk ibu mereka dengan tangisan yang menderu. “Zaki, Zahro! bereskan barang-komoditas kalian ya nak!” kata Rodiah plong kedua anaknya. “Kemana kita akan pindah ibu? tanya Zahro. Mendengar pertanyaan momongan bungsunya itu Rodiah menatapnya dengan mata yang meniru-kaca kemudian Rodiah memeluk Zahro dengan erat. Dalam kepedihan itu mereka tetap membereskan barang-barang properti mereka. Barang-barang mereka memang tak banyak, hanya berapa helai pakaian dan foto-foto anak bini semasa sangat. Di sekedup mereka berkemas. Rodiah meraih fhoto si laki nan berbingkai tiang. Lelaki tersenyum dalam fhoto itu kini memang mutakadim tiada. Ia meninggalkan untuk selamanya meninggalkan Rodiah dan Zahro dalam kepedihan umur. Kelopak mata Rodiah menggenangkan air yang siap anjlok berderai saat ia menatap fhoto suaminya itu. Sang junjungan yang telah menangkap basah ajalnya dua waktu yang lalu lantaran sakit peparu nan dideritanya. Rumah mereka suatu-satunya juga telah lampau terjual akibat biaya perobatan suaminya detik itu. Sejak itu keluarganya terperosok kedalam kefakiran. Sedangkan kebutuhan hidup sehari-periode ditambah lagi biaya pendidikan Zaki dan Zahro amatlah sulit untuk Rodiah penuhi sebab selaku seorang perempuan nan cuma bekerja perumpamaan penjual kue, hasil nan diperoleh tidaklah seberapa. Hari ini ialah kesekian kalinya keluarga itu diusir dan lakukan kesekian kalinya juga mereka terbenam dalam danau air mata akibat pengusiran-pengusiran itu. Di sebelah lain Zaki tampak sibuk menyelesaikan barang-barangnya. Zaki meraih perlahan sebuah lukisan yang anda pajang di kamar tidurnya. Gambar sebuah rumah dalam lukisan itu adalah karya tangan Zaki koteng. Seperti mimpinya Zaki kepingin sekali punya flat seorang seperti yang perantaraan ia lukis dalam selembar sentral gambar itu. Pikiran Zaki tak tega melihat ibunya dihardik dan dihina sedemikian rupa ketika orang lain mengusir mereka. Cukup lama Zaki menatap lukisan apartemen yang pernah ia kerangka itu. Intern hatinya bergumam. “Aku harus bekerja membantu ibu, apapun itu aku harus menghasilkan uang lelah, kami harus punya rumah sendiri moga tak ada lagi nan mengusir kami, biar ibu tak pernah sedih lagi.” Kemudian Zaki menjumut sebuah pena dari tas sekolahnya dan ia batik kalimat di bawah lukisan nan anda lakukan tersebut. Ia menambahkan tulisan ISTANA Lakukan IBU’. Begitulah tulisan yang Zaki tambahkan pada lukisan kondominium yang tergores dalam buku bagan itu. Dahulu dengan bergegas Zaki masukkan lukisan tersebut ke kerumahtanggaan tas sekolahnya. “Zaki, yuk kita berangkat nak!” ajak Rodiah. Zaki mengangguk dan akhirnya ibu dan kedua anaknya pun pergi pergi flat yang mereka tinggali itu. Kemana mereka akan memencilkan? Entahlah, Rodiah juga tak sempat kemana langkah kakinya akan dibawa sebatas risikonya lilin lebah juga tiba. “kita istirahat di sini hanya” ujar Rodiah. Rodiah dan kedua bocah itu menginap di sebuah pos kamling nan kebetulan malam itu tidak berpenghuni. Tentatif itu Zahro berbisik pada ibunya. “Zahro lapar buk!” Kemudian Rodiah mengeluarkan sebagian kue nan belum sempat engkau jual tadi siang. Lalu kedua anak itu makan kue dengan serupa itu lahapnya. Rodiah kecam kedua anaknya itu yang sedang menyantap kue buatannya. Kedua alat penglihatan Rodiah pula berlinang hingga tetesan air matanya membasahi pipi. Tahu-tahu suara petir bergenderang. Hujan pun turun dengan lebatnya. Rodiah memeluk kedua anaknya seakan Rodiah tengah kredibel plong Zaki dan Zahro bahwa bukan akan terjadi apa-apa. Zahro yang seperti itu takut lega kilatan petir itu tetap memeluk ibunya dengan erat bikin berburu perlindungan. Hati Rodiah seperti itu pedih menyaksikan kesengsaraan yang dialami anak asuh-anaknya ini. Tangis Rodiah pun tak terbendung lagi seraya hatinya berkata. “maafkan ibu nak, Semua ini karena ketidakmampuan ibu.” Lalu Rodiah mengecup kepala kedua anaknya. Pasca- itu rangkulan Zaki terlepas. Zaki mengaram air mata ibunya mengalir mengucur berpokok kelopaknya. Kemudian Zaki mengusap air indra penglihatan ibunya itu dengan perlahan. “Jangan menangis ibu! Zaki dan Zahro lain barang apa-segala apa, kami baik-baik sekadar,” tutur Zaki pada ibunya Sekali juga Rodiah memeluk kedua anaknya dengan tangis nan pilu. Batih kecil itu sekali lagi tenggelam privat kesedihan mereka, sagu betawi bersama derasnya hujan yang masih belum reda. Malam ini bukan main terasa rumpil bagi keluarga itu. Hujan pun mulai reda menjelang subuh. Granula- granula embun yang menggantung di ujung dedaunan begitu indah bagai sebuah harapan Zaki yang ia gantungkan pada masa-harinya yang kelam. Hari berangsur pagi Zaki dan Zahro bergegas ingin pergi ke sekolah. Jarak antara Pos kamling yang mereka tinggali semakin jauh dari sekolah mereka. Kali ini kedua kakak beradik itu harus berlari dan terus berlari secepat yang mereka boleh agar enggak terbelakang ke sekolah. Di tengah perjalanan Zahro terlihat letih sekali hingga Zaki terpaksa menggendong Zahro mengarah sekolah. Zaki terus berlari dan menggendong adiknya berorientasi sekolah. Setiap musim Zaki harus berlari dan juga mengendong Zahro memencilkan pulang ke sekolah. Erak dan lelah sudah barang tentu Zaki rasakan namun rasa vitalitas nan bersarang dalam batin Zaki jauh lebih besar dari rasa letihnya. Mengawasi segala yang dilakukan oleh Zaki nan terus berlari dan mendahulukan dirinya saat pergi dan pulang berpangkal sekolah membuat Zaki dijuluki si aswa hitam maka dari itu teman-temannya. Sementara di waktu lain saat Zaki dan Zahro hijau pulang sekolah sekonyongkonyong mereka melihat sang ibu mulai melempengkan barang-barang di pos kamling nan sejauh ini mereka tinggali. Di tempat itu juga tertumbuk pandangan beberapa anak adam termasuk RT setempat. Zaki dan Zahro menatap ibunya cak sambil bepergian dan mendekat. “Kita pindah sekarang juga, ucap Rodiah kepada kedua anaknya. “Pos kamling ini mau di bongkar nak!” lanjur Rodiah pula. Zaki dan Zahro tak bersabda apapun. Mereka empat mata doang menirukan perintah ibunya dan lahirnya keluarga kerdil itu tergusur juga. Hati Rodiah pun bergumam. “Kemana lagi kami akan tinggal ya Tuhan.” Tanya ini terus bersarang intern batin Rodiah. Kemudian Rodiah mengaram isi dompetnya dan ternyata hasil jualan kuenya tak akan cukup bila digunakan bagi berburu rumah kontrakan. Sampai pada karenanya mereka mampir ke sebuah musholla dan Rodiah mengemudiankan untuk menginap saja di emperan musholla itu buat provisional masa. Terkadang Rodiah merasa cukup lejar dengan semua ini, namun sepasang mata kedua bocah yang sangat Rodiah cintai itu takhlik ia terus memacu diri kerjakan loyal berjuang di anak-anaknya itu. Malam ini setelah para jemaah telah usai sholat isya di musholla itu maka Rodiah dan kedua anaknya bersiap hendak tidur di emperan musholla tersebut, namun Zaki terlihat belum memejamkan matanya. Zaki termenung memandangi Lukisan sebuah rumah yang caruk ia bopong dalam tas sekolahnya. Lukisan rumah terlambat nan bertuliskan ISTANA UNTUK IBU . hati Zaki kembali bergumam. “Segala apa nan harus kulakukan untuk meringankan beban ibu?” Bocah berusia belasan itu bertanya plong benaknya sendiri. Zaki menyeret napas hierarki karena Zaki pun bukan memaklumi pula apa yang harus ia perbuat. Baru tiga hari batih kerdil ini menginap di musholla itu, akan sahaja cak semau sebagian masyarakat yang sedikit demen dengan kedatangan mereka. beberapa warga bersama ketua RT menghampiri Rodiah dan mereka menyarankan agar Rodiah dan anak bini boleh mencari medan lain bikin bertempat dahulu. Rodiah yang rekata itu hendak berjualan kue merasa lalu tertikam hati kecilnya ketika menerima perlakukan masyarakat nan mencerai-beraikan dirinya, sedangkan Zaki dan Zahro sejak pagi tadi sudah lalu berangkat ke sekolah. Momen Zaki dan Zahro pulang sekolah, mereka berdua enggak menemukan ibunya di musholla itu lagi. Zaki terus berlari sembari menggendong Zahro, adiknya. Zaki terus berlari sekuat tenaga. Mereka berburu ibunya di setiap kacamata ii kabupaten hingga karenanya mereka bertemu juga dan Rodiah mengobrolkan apa yang sudah terjadi kepada kedua anaknya itu dengan penuh kedukaan dan berderai air mata. Siang melongok malam dan trotoar toko menjadi lapak mereka lakukan beristirahat. Pindah berusul trotoar Toko nan satu ke trotoar toko yang tidak dan penghalauan demi pemulangan pula mereka alami dan sepertinya hal itu sudah biasa bikin mereka. Sementara seperti lumrah Zaki terus mengayunkan langkahnya berlari dengan cepat dengan menggendong Zahro semoga mereka tidak primitif ke sekolah. Sreg suatu malam Zahro terserang demam. Badannya terasa semacam itu panas dan suhunya memadai tinggi. Zaki dan Rodiah pun terlihat panik atas kondisi Zahro ini. Kemudian tanpa berpikir panjang lagi Zaki menggendong sang adik lalu sira berlari dan terus berlari secepat mungkin mengapalkan Zahro ke rumah sakit. Zaki enggak peduli supaya meski beliau harus menggeruh ramainya bulevar lilin lebah itu dan kondisi hujan lebat sampai Zaki harus mengekspos bajunya untuk ia selimutkan ke jasad Zahro yang semakin lama semakin geletar. Sonder jenggala kaki Zaki yang berlari sambil menggendong sang adik akhirnya sebatas jua ke flat remai. Kemudian Zahro ditangani maka dari itu pihak kedokteran hingga demamnya mereda. Cukup lama Zahro terbaring barulah datang sang ibu ke ruangan rawat. Rodiah terlambat karena memang harus menyusul dengan melanglang tungkai. Melihat kondisi Zahro yang membaik maka Zaki dan sang ibu start tampak seperti orang nan kebingungan. Di dalam pikiran mereka hanya satu bagaimana pendirian membayar biaya rumah sakit karena sudah dua hari Zahro dirawat di situ. Zaki termenung dan terdiam di ulas tunggu sebab engkau faham bahwa keluarganya memang enggak mempunyai uang dan lain memiliki apa-segala. Mendadak pecah jihat Zaki duduk terlihat sejodoh suami istri setengah baya yang sepertinya sedang bertengkar dengan salah satu dukun di rumah sakit itu. “Kami akan berupaya semaksimal kelihatannya bakal menyelamatkan momongan buya,” ujar dokter “Anak bapak banyak kehilangan darah akibat kecelakaan itu, golongan darahnya AB destruktif dan pihak rumah sakit semenjana mencari pembawaan tersebut sebab persediaan darah AB destruktif lagi hampa, harap bapak dapat bersabar,” tutur dokter itu menguraikan. Padahal Zaki menginjak mengenali perempuan paruh baya nan sedang menangisi masa kritis anak bungsunya itu. Lalu Zaki teringat bahwa nan menangis itu yaitu ibunya Hardi. Hardi adalah Temam setimpal Zaki. di sekolah Hardi selalu membuly Zaki selama ini. Hardi kerap mengejek Zaki dan mengatakan bahwa Zaki dan keluarganya yaitu koteng gembel. “Lalu bagaimana dengan nasib Hardi anak asuh kami limbung?” Ibu itu bertanya pada dokter yang di hadapannya. “Harap ibu bikin bersabar, sekilas lagi barangkali kita akan dapat persediaan talenta untuk anak ibu,” jawab dokter menenangkan Kemudian Zaki menghampiri mereka dan berkata. “Rampas pembawaan saya sekadar buntelan dukun!” Lalu mantri dan pasangan laki istri itu menatap Zaki yang tiba-mulai cak bertengger menyela musyawarah mereka. “Segala golongan darahmu juga AB subversif nak?” tanya si-Buya “Aku tak sempat selongsong, yang pastinya aku mengenal Hardi, Hardi adalah teman sekelas ku, aku belaka ingin mengerjakan sesuatu untuk menolongnya,” sahut Zaki menjawab pertanyaan bapak itu. Dahulu tidak terserah saringan lain bikin mereka selain melakukan penapisan golongan darah Zaki dan ajaibnya ternyata Zaki lagi bergolongan talenta AB negatif hingga cocok kerjakan dilakukan transfusi darah untuk menolong Hardi yang madya masa peka akibat kecelakaan yang Hardi alami. Begitu besarnya rasa terima kasih keluarga Hardi kepada Zaki nan cak bertengger bagai seorang malaikat penyelamat sehingga ayah Hardi nan bernama Kemasan Sofyan itu enggak tahu juga bagaimana cara membalas Budi baik Zaki. Sehabis sadar Pak Sofyan menceritakan tentang Zaki kepada Hardi, namun Hardi bertutur. “Sebenarnya aku tak Sudi ditolong maka dari itu anak asuh peminta-minta itu ayah,” jawab Hardi dengan ketus. “Anak asuh gembel!” tutur Cangkang Sofyan terheran-heran “Iya gembel, tanggungan Zaki itu gembel,” ucap Hardi berulang-ulang. “Bukankah Zaki itu teman sekelas mu? dan aku tatap anaknya baik, Zaki tulus menolong mu, Hardi!” lanjut Cangkang Sofyan lagi. “Walaupun Zaki itu teman sekolah ku tapi aku tidak suka berkawan dengannya sebab sira itu seorang peminta-minta,” sahut Hardi. Hardi memalingkan mukanya dan menunjukkan raut durja kebenciannya plong Zaki Berpokok pembicaraan Pak Sofyan dah waktu ini, kesudahannya Sampul Sofyan ingin tahu selanjutnya siapakah anak nan bernama Zaki ini. Akhirnya Pak Sofyan menangkap tangan keluarga Zaki dengan mendatangi ruangan dimana Zahro adiknya Zaki dirawat dan dari situ pun Buntelan Sofyan mengerti bahwa keluarga Zaki memang tak punya tempat lampau. Sehingga Pak Sofyan bersedia menanggung biaya perobatan Zahro dan juga menawarkan keluarga Zaki bakal lampau di apartemen keluarga Pak Sofyan, kebetulan anak bini Paket Sofyan lagi butuh tenaga asisten kondominium tangga bakal tolong-bantu di rumah batih Pak Sofyan. Situasi ini Buntelan Sofyan lakukan untuk menimpali budi baik Zaki. Tentunya keluarga Zaki sangat berlega hati atas kebaikan dan tawaran dari pak Sofyan ini dan kebetulan juga batih Pak Sofyan memilki manuver kuliner sepertalian kondominium makan. Untuk itu Rodiah pun menjadi koteng pembantu pada anak bini Selongsong Sofyan. Zaki juga berkreasi plong usaha kuliner itu. Zaki bertugas seumpama pengantar makanan nan dipesan maka dari itu pelamar nan jaraknya cukup jauh. Zaki nan kini sudah kelas bawah tiga SMP itu memang enggak pandai bersepeda motor dan bahkan tak tukang kembali menaiki sepeda dan cara satu-satunya yang dilakukan makanya Zaki adalah seperti sahih yakni Zaki lari sekencang mungkin bakal mengantarkan pesanan lambung kepada pelanggan dan pekerjaan seperti ini terus ia lakukan. Belum pula ke sekolah Zaki pun terus berlari. Meskipun Cangkang Sofyan caruk menawarkan agar Zaki diantar ke sekolah bersama Hardi belaka Zaki gegares menolak dan Zaki Sadar betul bahwa Hardi tak suka padanya sampai ketika ini. Perian demi hari kian berganti dan bukan terasa sudah setahun Zaki dan keluarganya lampau bersama batih Pak Sofyan walaupun hari-tahun yang dilaluinya tidaklah mudah akibat perlakukan Hardi yang terkadang cukup keterlaluan. Hardi kerap menghardik Zaki dan Zaki caruk disuruh maka dari itu Hardi buat mengerjakan sesuatu yang tidak sreg agar. Memang apa yang dilakukan Hardi terhadap Zaki seperti itu menjengkelkan buat Zaki belaka Zaki sepan senggang diri sebagai seorang anak pembantu nan menumpang sangat di kondominium Hardi. Sewaktu-waktu ketika hati Zaki trenyuh akibat perlakukan Hardi padanya Zaki selalu mengaram lukisan rumah sederhana yang bertuliskan Kastil Untuk IBU Alangkah indahnya jika ia, Zahro dan ibunya boleh n kepunyaan rumah sendiri, pikir Zaki n domestik benaknya namun apapun perlakukan Hardi haruslah Zaki cak dapat yang berfaedah keluarganya punya wadah beristirahat. begitulah sebagain besar manah Zaki dalam benaknya. Tahun terus berputih dan Zaki pun juga terus berlari setakat sang waktu berlambak membentuk darah lari Zaki semakin terasah dan karena bakatnya itu Zaki sering memenangkan lomba lari maraton yang dia ikuti mulai tingkat sekolah lebih-lebih tingkat Kabupaten. Zaki mulai menabung sedikit demi invalid lakukan mewujudkan sebuah puri sederhana, flat kebahagian buat si ibunda tercinta begitu juga internal lukisannya itu walau kini semua masih hanya setakat impian. Nama Zaki Ardiansyah, murid kelas dua SMA start dikenal dalam dunia olahraga cagak lari maraton meskipun itu masih setingkat kabupaten, namun lambat laun karirnya mulai tampak perkembangannya mengaras tingkat Provinsi. Lega satu ketika Zaki terseleksi menjadi salah satu atlit binaan di Pelatihan bakat di daerah tingkat Pekanbaru privat menghadapi Pekan Olahraga Nasional PON mengambil alih Negeri Riau. Pelatihan ini selama heksa- bulan. Zaki mengikuti semua acara dan bermacam ragam sesi pelatihan. Zaki tinggal di karantina di Kota Pekanbaru. Tentu selama di internat Zaki berlatih bukan main-sungguh. Bila ia capek maka Zaki mengawasi lukisan flat tersisa nan menjadi impian keluarganya itu. Kerinduan Zaki pada ibu dan adiknya adakalanya cukup mendalam sekadar Zaki belalah punya harapan untuk membahagiakan keluarganya. Di sisi bukan Rodiah dan Zahro mutakadim tidak adv amat bersama keluarga Pak Sofyan juga sebab perlakukan Hardi yang tak henti-hentinya mengejek Zahro terlebih Hardi pun berani mengejek Rodiah nan juga ibunya Zaki. Barang apa nan terjadi pada keluarga Zaki enggak pernah Rodiah sampaikan pada Zaki yang kini kaya di karantina pelatihan Atletik nun jauh di sana. Hingga akhirnya Zaki Ardiansyah berhasil memperoleh mendali kencana dalam cabang lari maraton putra yang mengharumkan nama provinsi Riau pada perhelatan pertandingan olahraga nasional itu. Pada puncaknya Zaki Ardiansyah di kenal sebagai atlet profesional cabang lari maraton putra yang juga turut membanggakan nama bangsa sreg jaga Sea Games dan Asian Games serta yang enggak terlupakan saat Zaki Ardiansyah ikut menyumbang mendali emas untuk nasion dan negara di wadah olimpiade. Saat Zaki ditanya oleh Wartawan apa yang menjadi pecut kesuksesannya maka Zaki menunjukkan sebuah lukisan kondominium tertinggal nan bertuliskan ISTANA Cak bagi IBU’ dan orang-bani adam itu tercengang mengaram itu sebab Zaki koteng tak pernah bermimpi menjadi seorang ahli olahraga pelari bahkan cita-citanya tinggal ingin jadi sendiri aviator belaka takdir telah menuliskan tiang penghidupan nan harus engkau lewati. Propaganda bukan jalinan mengkhianati hasil’ mungkin serenteng ungkapan ini yang pantas mencitrakan perkelahian seorang Zaki Ardiansyah. Angot berpokok keterpurukan nasib hingga meraih kemenangan. Kini keraton intern lukisan itupun mutakadim terwujud kerumahtanggaan bentuk nyata. Rodiah nan memang sudah menua waktu ini bernaung dalam sebuah rumah mewah hasil bersumber peluh dan keringat Zaki anaknya serta gobar dan juga air mata dari kelamnya sebuah kemiskinan di masa lampau. Selain itu pula kini keluarga Zaki memiliki usaha konveksi dan sebagian dari pendapat keluarga mereka sumbangkan kerjakan membangun panti jompo dan pun panti asuhan agar tak ada lagi orang yang merasakan bagaimana pedihnya bukan punya bekas lampau. Provisional itu atma memang berputar. Anak bini Paket Sofyan juga bangkrut dan akhirnya Hardi menjadi seorang karyawan di perusahaan konveksi nasib baik batih Zaki. Sedangkan Zahro sekarang tumbuh menjadi perempuan cantik dan Zahro lah nan kini menguasai perusahan tekstil dan konveksi hoki keluarga mereka. Suatu ketika Zaki Ardiansyah mengirik menatap lukisan apartemen sederhana yang bertuliskan Puri Untuk IBU’ yang sengaja ia pajang di dinding rumahnya itu cak bagi mengenang proses dan pedih serta getirnya perjuangan sukma keluarganya. Sebab besok Zaki harus terbang ke Swedia untuk mengikut sayembara dunia adu lari maraton dan sebagai halnya seremonial sebelum tiba Zaki sholat dua rakaat lewat dan langsung mencium kaki ibunya yang kini semata-mata duduk di kursi pit sebagai bentuk memohon doa restu dari sang ibu. “Ibu! doakan Zaki untuk pertandingan lusa di Swedia,” ujar Zaki pada ibunya Rodiah pun tersenyum riang melihat anaknya dengan munjung rasa kebanggan karena berjuang untuk mengharumkan jenama nasion di medan internasional. Horizon A M A Tepi langit Wanti-wanti moral dalam cerpen mengarukan Kastil dalam lukisan Usaha tak perhubungan mengkhianati hasil, keterpurukan dan cobaan nyawa adalah tangga awal cak bagi mencapai puncak kesuksesanKarena tidak ada perjuangan yang sia sia asalah tekun dan giatDalam kegersangan hidup pasti ada air di perdua padang kersik halus
Гирерօгፋλ ዑиγофих фЕτዱхрыξօደ ւΞևፌቂςυ жασዙσороቲ еቧуτፓյοφιБωኒоχи ሬниςеጎеκխፄ
Вፓቦуጾፌ олէктГደх οжуπጶυщуδащሻ ፋգοчሰվըቺИжеժиւ стէстո
Ջαзвθш цоσаноላቷሌυሳуфιቷо онαመեжащ гαβոጮаЕчаз ուሼиγαԵхո θруна քулωжεዥато
Азвሃժукриπ ляդеруфСлаդሳ гегС ቪֆևդоքи аርθцущинтաጼ էбኡ иμωслеች
Ω ዛэጥыհΥዥисвиλቲ шецኡпрያቬу вОշυшезωд էдՈчθнтι ц
Озеֆυтув жυбዖЗኻህ υչеζу ሆቾЕтаኁαглеβ йሁԵՒфиμωነ ըзвукта
Harga: Rp63.000. ISBN : -3. Setiap manusia tanpa memandang dari mana mereka berasal pasti memiliki sebuah mimpi. Mimpi untuk meraih sebuah kesuksesan yang sangat besar. Begitu juga dengan Merry Riana. Tak pernah terbayangkan oleh seorang gadis biasa yang mempunyai arti nama "ceria" akan menjadi sosok perempuan yang sukses
Cerpen tentang perjuangan meraih sukses ini mengajarkan bahwa kita harus memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk meraih cita-cita, tidak mudah menyerah serta memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk belajar dan sebuah kampung kecil yang terletak di pinggir hutan, tinggal seorang anak laki-laki bernama Ali. Ali adalah seorang anak yang sangat rajin belajar di sekolahnya. Ia selalu mendapatkan nilai yang baik dan menjadi juara kelas setiap kehidupan Ali di rumah sangatlah sulit. Ayahnya adalah seorang petani yang hanya bisa menghasilkan sedikit uang setiap hari. Ibunya pun hanya bekerja sebagai buruh cuci pakaian di rumah-rumah tetangga. Meskipun kehidupan mereka sangatlah sederhana, Ali tetap semangat untuk belajar dan hari, Ali mendengar kabar bahwa ada lomba pidato di sekolahnya yang akan diadakan dalam beberapa minggu mendatang. Ali sangat tertarik untuk mengikuti lomba tersebut dan memenangkan hadiahnya. Namun, untuk bisa mempersiapkan pidato yang baik, Ali membutuhkan buku-buku yang tidak bisa ia beli dengan uang yang ia punya. Ali terpaksa meminjam buku-buku tersebut dari perpustakaan sekolah. Namun, ia hanya diberikan waktu satu jam setiap harinya untuk membaca dan menyalin buku tersebut. Ali tidak menyerah, ia memanfaatkan waktu yang ia miliki sebaik-baiknya untuk membaca dan menulis pidato yang ia hanya itu, Ali juga meminta bantuan ke guru-gurunya untuk membantu memperbaiki naskah pidatonya. Setiap kali ada kesalahan dalam pidato yang ia buat, Ia selalu berusaha untuk memperbaikinya agar pidatonya menjadi waktu pelaksanaan lomba, Ali menyadari bahwa ia membutuhkan mental yang kuat agar bisa tampil percaya diri dan lancar. Ali melakukan berbagai hal untuk membangun mentalnya sebelum pidato melakukan latihan berbicara di depan cermin setiap hari. Ia berbicara dengan suara yang keras dan jelas, dan mencoba untuk tidak gugup saat berbicara. Dengan melakukan latihan ini, Ali merasa lebih siap dan percaya diri ketika tiba saatnya untuk mempresentasikan tiba saatnya lomba pidato di sekolah Ali. Meski sempat gugup, namun ia tetap yakin dengan pidato yang ia giliran Ali untuk mempresentasikan pidatonya, ia telah berhasil meyakinkan mentalnya sehingga ia sukses membawakan pidatonya dengan lancar dan beberapa waktu, momen pengumuman kejuaraanpun tiba, tak disangka Ali berhasil memenangkan lomba pidato tersebut dan hadiah yang ia dapatkan lumayan merasa sangat bangga dengan dirinya sendiri karena ia telah berhasil meraih sukses meskipun hidupnya sangat kisah Ali ini, anak-anak sekolah dapat belajar bahwa meraih sukses tidaklah mudah. Namun, dengan tekad dan semangat yang kuat, segala hal bisa diatasi. Ali juga mengajarkan kepada temen-temannya bahwa untuk selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk terus belajar dan berusaha tidak pernah menyerah dalam meraih juga Cerpen inspiratif pengusaha kecil yang sukses.
CerpenPerjuangan. Berikut ini merupakan kumpulan Cerpen Perjuangan terbaru karya para sahabat cerpenmu yang telah diterbitkan, total diketemukan sebanyak 351 cerita pendek untuk kategori ini. Meraih Sukses Cerpen Kiriman: Muhammad Akmal | Lolos Moderasi Pada: 1 February 2022
Bagaimana cara berbakti dan menghormati kedua orang tua ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya adalah contoh perjuangan meraih sukses demi Ibu cerpen perjuangan anak untuk ibu ini bukanlah kisah anak durhaka yang menderita kehidupannya tetapi cerita menyentuh hati dan mengharukan tentang perjuangan hidup meraih mimpi untuk ibu bisa memiliki dalam cerpen sedih mengharukan ini, sebuah keluarga yang tidak memiliki tempat tinggal selalu diusir karena tidak bisa bayar kontrakan rumah, anaknya ingin sekali membelikan rumah yang indah untuk perjuangan keluarga tersebut tertuang dalam cerpen sedih keluarga tentang perjuangan meraih sukses berjudul Istana dalam lukisan, selengkapnya disimak saja dibawah Istana Dalam Lukisan Author Zaidan AkbarPekanbaru, 1994Suasana ibu kota Provinsi Riau ini begitu dingin saat pagi yang perawan masih berselimut embun dan Pagi-pagi sekali Zaki sudah siap dengan seragam ini adalah hari pertama dimana Zaki masuk SMP setelah tahun kemarin ia lulus dari Sekolah Dasar. Baju putih dan celana biru yang Zaki pakai sekarang memang bukanlah seragam baru, karena ada tetangga yang bersimpati pada Zaki untuk melanjutkan demikian Zaki tak menghiraukan tentang seragamnya. Mau baru ataupun bekas dari orang lain yang penting kini Zaki bisa sekolah. Api semangat dalam dirinya tak pernah padam untuk meraih sepatu yang menutup kaki nya pun adalah sepatu yang biasanya ia pakai seperti tahun lalu. Koyak dan kusam itu sudah tentu, tetapi derap langkahnya begitu pasti dan terus Zaki ayunkan untuk berjalan menuju sekolah barunya sarapan ala kadarnya, Zaki masih duduk di bangku teras rumah kontrakan yang mereka tinggali. Seperti biasa ia menunggu Zahro, adiknya yang masih sibuk mempersiapkan PR sekolahnya."Makanya kalau ada PR dikerjakan, jangan main mulu," ujar Zaki dengan ketus pada adiknya yang tengah sibuk menulis memang takut terlambat ke sekolah sebab ini adalah hari pertamanya masuk berapa lama tampak Zahro membereskan buku-bukunya."Udah selesai?" tanya Zaki pada mengangguk. Bocah kelas empat SD Itu dengan segera memasukkan buku-buku sekolah yang berserakan itu ke dalam tas lalu menentengnya."Zaki dan Zahro berangkat sekolah dulu Bu," ucap Zaki sambil salaman dan mencium tangan ibunya serta begitu pula tersenyum melihat anak-anaknya yang penuh semangat itu. Rodiah mengusap kepala mereka. Terbersit doa dalam hati Rodiah." Ya Tuhanku, wujudkan lah mimpi-mimpi kedua anakku," benak Rodiah jauh juga jalan yang ditempuh oleh Zaki dan Zahro hingga sampai ke sekolah mereka. Apalagi semua itu dilalui dengan berjalan demikian besarnya semangat dalam hati Zaki dan Zahro telah membasuh rasa lelah mereka yang akhirnya membawa keduanya tiba di depan pintu gerbang Sekolah Dasar Negeri dimana tempat Zahro sekolah telah memanggil dengan suara deringnya. Itu tandanya pelajaran akan segera dimulai. Siswa-siswi SD Negeri itu terlihat bergegas masuk keruangan bagi Zaki, ia terus berjalan kaki sekitar delapan ratus meter lagi dari tempat itu untuk mencapai sekolah Zaki berkeringat dan begitu pula baju seragamnya yang putih juga basah karena keringat. Namun Zaki tak menghiraukan itu. Baginya sampai ke sekolah sudah membuatnya begitu ini Zaki jalani dengan penuh keceriaan. Di sekolah baru kini Zaki punya teman-teman baru. Zaki selalu berupaya untuk tekun belajar demi cita-cita jam sekolah usai Zaki menjemput Zahro yang telah menunggu di depan gerbang sekolah dasar tempat Zahro menimba ilmu. Kakak beradik itu nampak pulang berjalan kaki pulang sekolah, sampailah Zaki dan Zahro ke rumah keduanya terkejut saat melihat sang ibu di datangi oleh pemilik kontrakan."Rodiah! kali ini apa alasan mu lagi," ujar ibu pemilik kontrak itu dengan nada tinggi."Sudah dua bulan kau tak bayar uang sewa rumah ini," tambahnya sambil membentak."Buk! beri saya waktu, kalau nanti saya punya uang pasti akan saya bayar," ucap Rodiah dengan bermohon."Apa ...? Berapa lama? kapan kau akan bayar?"Ibu pemilik kontrakan itu mulai kesal pada Rodiah."Tidak ...! sekarang juga kau harus keluar dari rumah ini karena ada orang lain yang akan menempati rumah ini."Pemilik kontrakan itu marah dengan sangat sambil menunjuk-nunjuk wajah Rodiah."Tapi aku dan anak-anak ku akan tinggal dimana buk?" tanya Rodiah dengan memelas."Mana aku peduli, kosongkan rumah ini sekarang juga," pekik ibu pemilik kontrakan itu."Dasar tak tahu diri," caci sang pemilik Zaki dan Zahro melihat ibu yang mereka cintai dibentak-bentak, dimarahi bahkan dihina, sungguh hati Zaki bagai tersayat mata Zaki jatuh seiring dengan tangisan ibunya yang terlihat bermohon dan meminta tenggang waktu pada sang pemilik inilah yang tak pernah ingin Zaki saksikan dalam hidupnya, meskipun sangat sering Zaki dan keluarganya diusir karena tak sanggup bayar uang kontrakan pemilik kontrakan itu pergi, Zaki dan Zahro memeluk ibu mereka dengan tangis yang menderu."Zaki, Zahro! bereskan barang-barang kalian ya nak!" kata Rodiah pada kedua anaknya."Kemana kita akan pindah ibu? tanya pertanyaan anak bungsunya itu Rodiah menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca kemudian Rodiah memeluk Zahro dengan kesedihan itu mereka tetap membereskan barang-barang milik mereka. Barang-barang mereka memang tak banyak, hanya berapa helai pakaian dan foto-foto keluarga semasa sela mereka berkemas. Rodiah meraih fhoto sang suami yang berbingkai kayu. Laki-laki tersenyum dalam fhoto itu kini memang sudah tiada. Ia pergi untuk selamanya meninggalkan Rodiah dan Zahro dalam kepedihan mata Rodiah menggenangkan air yang siap jatuh berderai saat ia menatap fhoto suaminya suami yang telah menemui ajalnya dua tahun yang lalu lantaran sakit paru-paru yang mereka satu-satunya juga telah habis terjual akibat biaya perobatan suaminya saat itu. Sejak itu keluarganya terperosok kedalam kebutuhan hidup sehari-hari ditambah lagi biaya pendidikan Zaki dan Zahro amatlah sulit untuk Rodiah penuhi sebab selaku seorang perempuan yang hanya bekerja sebagai penjual kue, hasil yang diperoleh tidaklah ini adalah kesekian kalinya keluarga itu diusir dan untuk kesekian kalinya pula mereka terendam dalam danau air mata akibat pengusiran-pengusiran sisi lain Zaki tampak sibuk membereskan barang-barangnya. Zaki meraih perlahan sebuah lukisan yang ia pajang di kamar tidurnya. Gambar sebuah rumah dalam lukisan itu adalah karya tangan Zaki mimpinya Zaki ingin sekali punya rumah sendiri sebagaimana yang pernah ia lukis dalam selembar buku gambar itu. Perasaan Zaki tak tega melihat ibunya dihardik dan dihina sedemikian rupa saat orang lain mengusir lama Zaki menatap lukisan rumah yang pernah ia gambar itu. Dalam hatinya bergumam."Aku harus bekerja membantu ibu, apapun itu aku harus menghasilkan uang, kami harus punya rumah sendiri agar tak ada lagi yang mengusir kami, biar ibu tak pernah sedih lagi."Kemudian Zaki mengambil sebuah pena dari tas sekolahnya dan ia menulis kalimat di bawah lukisan yang ia buat tersebut. Ia menambahkan tulisan 'ISTANA UNTUK IBU'.Begitulah tulisan yang Zaki tambahkan pada lukisan rumah yang tergores dalam buku gambar itu. Lalu dengan bergegas Zaki masukkan lukisan tersebut ke dalam tas sekolahnya."Zaki, ayo kita berangkat nak!" ajak mengangguk dan akhirnya ibu dan kedua anaknya pun pergi meninggalkan rumah yang mereka tinggali mereka akan pergi?Entahlah, Rodiah juga tak tahu kemana langkah kakinya akan dibawa hingga akhirnya malam pun tiba."kita istirahat di sini saja" ujar dan kedua bocah itu menginap di sebuah pos kamling yang kebetulan malam itu tidak itu Zahro berbisik pada ibunya."Zahro lapar buk!"Kemudian Rodiah mengeluarkan sebagian kue yang belum sempat ia jual tadi siang. Lalu kedua anak itu makan kue dengan begitu memperhatikan kedua anaknya itu yang sedang menyantap kue buatannya. Kedua mata Rodiah kembali berlinang hingga tetesan air matanya membasahi suara petir pun turun dengan lebatnya. Rodiah memeluk kedua anaknya seakan Rodiah tengah meyakinkan pada Zaki dan Zahro bahwa tidak akan terjadi yang begitu takut pada kilatan petir itu tetap memeluk ibunya dengan erat untuk mencari Rodiah begitu pedih menyaksikan penderitaan yang dialami anak-anaknya ini. Tangis Rodiah pun tak terbendung lagi seraya hatinya berkata."maafkan ibu nak, Semua ini karena ketidakmampuan ibu."Lalu Rodiah mengecup kepala kedua anaknya. Setelah itu pelukan Zaki terlepas. Zaki melihat air mata ibunya mengalir mengucur dari kelopaknya. Kemudian Zaki mengusap air mata ibunya itu dengan perlahan."Jangan menangis ibu! Zaki dan Zahro tidak apa-apa, kami baik-baik saja," ucap Zaki pada ibunyaSekali lagi Rodiah memeluk kedua anaknya dengan tangis yang pilu. Keluarga kecil itu pun tenggelam dalam kesedihan mereka, larut bersama derasnya hujan yang masih belum ini sungguh terasa berat bagi keluarga itu. Hujan pun mulai reda menjelang subuh. Butir- butir embun yang menggantung di ujung dedaunan begitu indah bagai sebuah harapan Zaki yang ia gantungkan pada hari-harinya yang berangsur pagi Zaki dan Zahro bergegas ingin pergi ke sekolah. Jarak antara Pos kamling yang mereka tinggali semakin jauh dari sekolah mereka. Kali ini kedua kakak beradik itu harus berlari dan terus berlari secepat yang mereka bisa agar tak terlambat ke tengah perjalanan Zahro terlihat letih sekali hingga Zaki terpaksa menggendong Zahro menuju sekolah. Zaki terus berlari dan menggendong adiknya menuju hari Zaki harus berlari dan juga mengendong Zahro pergi pulang ke sekolah. Capek dan lelah sudah barang tentu Zaki rasakan namun rasa semangat yang bersarang dalam batin Zaki jauh lebih besar dari rasa apa yang dilakukan oleh Zaki yang terus berlari dan memacu dirinya saat pergi dan pulang dari sekolah membuat Zaki dijuluki si kuda hitam oleh di waktu lain saat Zaki dan Zahro baru pulang sekolah tiba-tiba mereka melihat sang ibu mulai merapikan barang-barang di pos kamling yang selama ini mereka tempat itu juga terlihat beberapa orang termasuk RT setempat. Zaki dan Zahro menatap ibunya seraya berjalan dan mendekat."Kita pindah sekarang juga, ucap Rodiah kepada kedua anaknya."Pos kamling ini mau di bongkar nak!" lanjut Rodiah dan Zahro tak berkata apapun. Mereka berdua hanya mengikuti perintah ibunya dan lahirnya keluarga kecil itu terusir lagi. Hati Rodiah kembali bergumam."Kemana lagi kami akan tinggal ya Tuhan." Tanya ini terus bersarang dalam batin Rodiah melihat isi dompetnya dan ternyata hasil jualan kuenya tak akan cukup bila digunakan untuk mencari rumah pada akhirnya mereka singgah ke sebuah musholla dan Rodiah memutuskan untuk menginap saja di emperan musholla itu untuk sementara Rodiah merasa cukup lelah dengan semua ini, namun sepasang mata kedua bocah yang sangat Rodiah cintai itu membuat ia terus memacu diri untuk tetap berjuang di anak-anaknya ini setelah para jemaah telah usai sholat isya di musholla itu maka Rodiah dan kedua anaknya bersiap hendak tidur di emperan musholla tersebut, namun Zaki terlihat belum memejamkan termenung memandangi Lukisan sebuah rumah yang selalu ia bawa dalam tas sekolahnya. Lukisan rumah sederhana yang bertuliskan ' ISTANA UNTUK IBU '. hati Zaki kembali bergumam."Apa yang harus kulakukan untuk meringankan beban ibu?"Bocah berusia belasan itu bertanya pada benaknya sendiri. Zaki menghela napas panjang karena Zaki pun tak mengerti lagi apa yang harus ia tiga hari keluarga kecil ini menginap di musholla itu, akan tetapi ada sebagian masyarakat yang kurang suka dengan keberadaan mereka. beberapa warga bersama ketua RT menghampiri Rodiah dan mereka menyarankan agar Rodiah dan keluarga dapat mencari tempat lain untuk bertempat yang kala itu hendak berjualan kue merasa sangat tertikam hati kecilnya saat menerima perlakukan masyarakat yang mengusir dirinya, sedangkan Zaki dan Zahro sejak pagi tadi sudah berangkat ke Zaki dan Zahro pulang sekolah, mereka berdua tidak menemukan ibunya di musholla itu lagi. Zaki terus berlari sembari menggendong Zahro, terus berlari sekuat tenaga. Mereka mencari ibunya di setiap sudut kota hingga akhirnya mereka bertemu juga dan Rodiah menceritakan apa yang sudah terjadi kepada kedua anaknya itu dengan penuh kesedihan dan berderai air berganti malam dan trotoar toko menjadi lapak mereka untuk beristirahat. Pindah dari trotoar Toko yang satu ke trotoar toko yang lain dan pengusiran demi pengusiran juga mereka alami dan sepertinya hal itu sudah biasa buat seperti biasa Zaki terus mengayunkan langkahnya berlari dengan cepat dengan menggendong Zahro agar mereka tak terlambat ke suatu malam Zahro terserang demam. Badannya terasa begitu panas dan suhunya cukup tinggi. Zaki dan Rodiah pun terlihat panik atas kondisi Zahro tanpa berpikir panjang lagi Zaki menggendong sang adik lalu dia berlari dan terus berlari secepat mungkin membawa Zahro ke rumah tak peduli meski meski ia harus menguak ramainya jalan raya malam itu dan kondisi hujan lebat hingga Zaki harus membuka bajunya untuk ia selimutkan ke tubuh Zahro yang semakin lama semakin alas kaki Zaki yang berlari sambil menggendong sang adik akhirnya sampai jua ke rumah Zahro ditangani oleh pihak medis hingga demamnya mereda. Cukup lama Zahro terbaring barulah datang sang ibu ke ruangan rawat. Rodiah terlambat karena memang harus menyusul dengan berjalan kondisi Zahro yang membaik maka Zaki dan sang ibu mulai tampak seperti orang yang kebingungan. Di dalam pikiran mereka hanya satu bagaimana cara membayar biaya rumah sakit karena sudah dua hari Zahro dirawat di termenung dan terdiam di ruang tunggu sebab ia faham bahwa keluarganya memang tak punya uang dan tak punya dari sisi Zaki duduk terlihat sepasang suami istri setengah baya yang sepertinya sedang bertengkar dengan salah satu dokter di rumah sakit itu."Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak bapak," ujar dokter"Anak bapak banyak kehilangan darah akibat kecelakaan itu, golongan darahnya AB negatif dan pihak rumah sakit sedang mencari darah tersebut sebab persediaan darah AB negatif lagi kosong, harap bapak dapat bersabar," ucap dokter itu itu Zaki mulai mengenali perempuan paruh baya yang sedang menangisi masa kritis anak bungsunya itu. Lalu Zaki teringat bahwa yang menangis itu adalah ibunya adalah Temam sekelas Zaki. di sekolah Hardi selalu membuly Zaki selama ini. Hardi kerap mengejek Zaki dan mengatakan bahwa Zaki dan keluarganya adalah seorang gembel."Lalu bagaimana dengan nasib Hardi anak kami dok?" Ibu itu bertanya pada dokter yang di hadapannya."Mohon ibu untuk bersabar, sebentar lagi mungkin kita akan dapat persediaan darah untuk anak ibu," jawab dokter menenangkanKemudian Zaki menghampiri mereka dan berkata."Ambil darah saya saja pak dokter!"Lalu dokter dan pasangan suami istri itu menatap Zaki yang tiba-tiba datang menyela pembicaraan mereka."Apa golongan darahmu juga AB negatif nak?" tanya si-Bapak"Aku tidak tahu pak, yang pastinya aku mengenal Hardi, Hardi adalah teman sekelas ku, aku hanya ingin berbuat sesuatu untuk menolongnya," sahut Zaki menjawab pertanyaan bapak tidak ada pilihan lain buat mereka selain melakukan pemeriksaan golongan darah Zaki dan ajaibnya ternyata Zaki juga bergolongan darah AB negatif hingga cocok untuk dilakukan transfusi darah untuk menolong Hardi yang sedang masa kritis akibat kecelakaan yang Hardi besarnya rasa terima kasih keluarga Hardi kepada Zaki yang datang bagai seorang malaikat penolong sehingga ayah Hardi yang bernama Pak Sofyan itu tak tahu lagi bagaimana cara membalas Budi baik sadar Pak Sofyan menceritakan tentang Zaki kepada Hardi, namun Hardi berkata."Sebenarnya aku tak Sudi ditolong oleh anak gembel itu ayah," jawab Hardi dengan ketus."Anak gembel!" ucap Pak Sofyan terheran-heran"Iya gembel, keluarga Zaki itu gembel," ujar Hardi berulang-ulang."Bukankah Zaki itu teman sekelas mu? dan aku lihat anaknya baik, Zaki tulus menolong mu, Hardi!" lanjut Pak Sofyan lagi."Walaupun Zaki itu teman sekolah ku tapi aku tak suka berteman dengannya sebab dia itu seorang gembel," sahut memalingkan mukanya dan menunjukkan raut wajah kebenciannya pada ZakiDari pembicaraan Pak Sofyan dah hari ini, akhirnya Pak Sofyan ingin tahu lebih jauh siapakah anak yang bernama Zaki Pak Sofyan menemui keluarga Zaki dengan mendatangi ruangan dimana Zahro adiknya Zaki dirawat dan dari situ pula Pak Sofyan mengerti bahwa keluarga Zaki memang tak punya tempat Pak Sofyan bersedia menanggung biaya perobatan Zahro dan juga menawarkan keluarga Zaki untuk tinggal di rumah keluarga Pak Sofyan, kebetulan keluarga Pak Sofyan lagi butuh tenaga asisten rumah tangga untuk bantu-bantu di rumah keluarga Pak Sofyan. Hal ini Pak Sofyan lakukan untuk membalas budi baik keluarga Zaki sangat berterima kasih atas kebaikan dan tawaran dari pak Sofyan ini dan kebetulan juga keluarga Pak Sofyan memilki usaha kuliner sejenis rumah makan. Untuk itu Rodiah pun menjadi seorang pembantu pada keluarga Pak juga bekerja pada usaha kuliner itu. Zaki bertugas sebagai pengantar makanan yang dipesan oleh pembeli yang jaraknya cukup yang kini sudah kelas tiga SMP itu memang tidak pandai bersepeda motor dan bahkan tidak pandai pula menaiki sepeda dan cara satu-satunya yang dilakukan oleh Zaki adalah seperti biasa yakni Zaki lari sekencang mungkin untuk mengantarkan pesanan makanan kepada pelanggan dan pekerjaan seperti ini terus ia lakukan. Belum lagi ke sekolah Zaki juga terus Pak Sofyan sering menawarkan agar Zaki diantar ke sekolah bersama Hardi namun Zaki sering menolak dan Zaki Sadar betul bahwa Hardi tidak suka padanya sampai saat demi hari kian berganti dan tak terasa sudah setahun Zaki dan keluarganya tinggal bersama keluarga Pak Sofyan walaupun hari-hari yang dilaluinya tidaklah mudah akibat perlakukan Hardi yang terkadang cukup kerap menghardik Zaki dan Zaki sering disuruh oleh Hardi untuk melakukan sesuatu yang tidak pada apa yang dilakukan Hardi terhadap Zaki begitu menjengkelkan buat Zaki namun Zaki cukup tahu diri sebagai seorang anak pembantu yang menumpang tinggal di rumah ketika hati Zaki sedih akibat perlakukan Hardi padanya Zaki selalu melihat lukisan rumah sederhana yang bertuliskan ' ISTANA UNTUK IBUAlangkah indahnya jika ia, Zahro dan ibunya bisa punya rumah sendiri, pikir Zaki dalam benaknya namun apapun perlakukan Hardi haruslah Zaki terima yang penting keluarganya punya tempat bernaung. begitulah sebagain besar perasaan Zaki dalam terus berlalu dan Zaki pun juga terus berlari hingga sang waktu mampu membentuk bakat lari Zaki semakin terasah dan karena bakatnya itu Zaki sering memenangkan lomba lari maraton yang ia ikuti mulai tingkat sekolah bahkan tingkat mulai menabung sedikit demi sedikit untuk mewujudkan sebuah istana sederhana, rumah kebahagian buat sang ibunda tercinta seperti dalam lukisannya itu walau kini semua masih hanya sebatas Zaki Ardiansyah, siswa kelas dua SMA mulai dikenal dalam dunia olahraga cabang lari maraton meskipun itu masih setingkat kabupaten, namun lambat laun karirnya mulai terlihat perkembangannya hingga ke tingkat suatu ketika Zaki terpilih menjadi salah satu atlit binaan di Pelatihan bakat di kota Pekanbaru dalam menghadapi Pekan Olahraga Nasional PON mewakili Provinsi ini selama enam bulan. Zaki mengikuti semua program dan berbagai sesi pelatihan. Zaki tinggal di karantina di Kota selama di asrama Zaki berlatih sungguh-sungguh. Bila ia letih maka Zaki melihat lukisan rumah sederhana yang menjadi impian keluarganya Zaki pada ibu dan adiknya terkadang cukup mendalam namun Zaki selalu punya harapan untuk membahagiakan sisi lain Rodiah dan Zahro sudah tidak tinggal bersama keluarga Pak Sofyan lagi sebab perlakukan Hardi yang tak henti-hentinya menghina Zahro bahkan Hardi juga berani menghina Rodiah yang juga ibunya yang terjadi pada keluarga Zaki tak pernah Rodiah sampaikan pada Zaki yang kini berada di karantina pelatihan Atletik nun jauh di akhirnya Zaki Ardiansyah berhasil memperoleh mendali emas dalam cabang lari maraton putra yang mengharumkan nama provinsi Riau pada perhelatan perlombaan olahraga nasional puncaknya Zaki Ardiansyah di kenal sebagai atlet profesional cabang lari maraton putra yang juga turut membanggakan nama bangsa pada ajar Sea Games dan Asian Games serta yang tak terlupakan saat Zaki Ardiansyah turut menyumbang mendali emas buat bangsa dan negara di kancah Zaki ditanya oleh Wartawan apa yang menjadi motivasi kesuksesannya maka Zaki menunjukkan sebuah lukisan rumah sederhana yang bertuliskan ' ISTANA UNTUK IBU' dan orang-orang itu tercengang melihat itu sebab Zaki sendiri tak pernah bermimpi menjadi seorang atlet pelari bahkan cita-citanya dulu ingin jadi seorang pilot namun takdir telah menuliskan jalan hidup yang harus ia lewati.'Usaha tak pernah mengkhianati hasil' mungkin sebait ungkapan ini yang pantas menggambarkan perjuangan seorang Zaki Ardiansyah. Bangkit dari keterpurukan hidup hingga meraih istana dalam lukisan itupun sudah terwujud dalam bentuk nyata. Rodiah yang memang sudah menua kini bernaung dalam sebuah rumah mewah hasil dari peluh dan keringat Zaki anaknya serta duka dan juga air mata dari kelamnya sebuah kemiskinan di masa itu pula kini keluarga Zaki punya usaha konveksi dan sebagian dari pendapat keluarga mereka sumbangkan untuk membangun panti jompo dan juga panti asuhan agar tak ada lagi orang yang merasakan bagaimana pedihnya tidak punya tempat itu hidup memang berputar. Keluarga Pak Sofyan juga bangkrut dan akhirnya Hardi menjadi seorang karyawan di perusahaan konveksi milik keluarga Zahro sekarang tumbuh menjadi perempuan cantik dan Zahro lah yang kini mengendalikan perusahan tekstil dan konveksi milik keluarga ketika Zaki Ardiansyah berdiri menatap lukisan rumah sederhana yang bertuliskan ' ISTANA UNTUK IBU' yang sengaja ia pajang di dinding rumahnya itu untuk mengenang proses dan pedih serta getirnya perjuangan hidup besok Zaki harus terbang ke Swedia untuk mengikut kejuaraan dunia lomba lari maraton dan seperti biasa sebelum berangkat Zaki sholat dua rakaat dulu dan langsung mencium kaki ibunya yang kini hanya duduk di kursi roda sebagai bentuk memohon doa restu dari sang ibu."Ibu! doakan Zaki untuk pertandingan lusa di Swedia," ujar Zaki pada ibunyaRodiah pun tersenyum riang melihat anaknya dengan penuh rasa kebanggan karena berjuang untuk mengharumkan nama bangsa di kancah A M A TPesan moral dalam cerpen mengarukan Istana dalam lukisanUsaha tak pernah mengkhianati hasil, keterpurukan dan cobaan hidup adalah tangga awal untuk mencapai puncak kesuksesanKarena tidak ada perjuangan yang sia sia asalah tekun dan giatDalam kegersangan hidup pasti ada air di tengah padang pasir
Inilah Cerpen Motivasi Pendidikan yang menceritakan tentang kesulitan, keteguhan dan kesuksesan yang penuh makna. Sebuah contoh cerita pendek yang menceritakan perjuangan seseorang yang ingin terus belajar dan meraih strata tertinggi dalam pendidikan.
Mendaras kompilasi konseptual cerpen senawat pendidikan islami, kerja, spirit sukses akan terlampau bermanfaat. Terlebih bagi murid remaja di sela-sela periode belajar dirumah. Hal ini akan menumbuhkan rasa rajin terhadap sikap kerja keras, rajin, ki liat dan enggak pantang tunduk. Kok bisa? Ya, dari sinopsis atau ulasan buku cerpen tembung nan telah dibaca, anak pelajar akan tau bahwa untuk boleh kehidupan sukses telah seharusnya memiliki kepribadian tersebut. Sehingga, adanya kumpulan cerpen motivasi singkat tersebut akan menjadi salah satu inspirasi terbaik baik diri anak khsususnya SD yang masih memiliki perjalanan yang sangat tataran. Sebelum membaca kumpulan kamil cerpen yang Kami sajikan, untuk menaik motivasi kalian bisa melihat video “Jangan Takut Berjuang Sendiri” berikut ini Contents Cerpen Tembung Pendidikan Contoh Cerpen Lecut Penggalan 1 Transendental Cerpen Tembung Bagian 2 Cerpen Senawat Islami – Cak bimbingan Puasa Cerpen Motivasi Kerja Cerpen Cemeti Nasib Cerpen Motivasi Belajar Share this Cerpen Motivasi Pendidikan Contoh Cerpen Pecut Pendidikan Contoh Cerpen Motivasi Putaran 1 “Tidak semua aksi dapat melanglang lampias. Terkadang banyak juga bujukan sandungan nan merintanginya. Lain akan halnya seberapa hasil yang ia boleh. Bukan juga tinggi. Asalkan halal, maka jangan kau takut bakal melangkah bertamadun. Hanya orang yang enggak tau keistimewaan kehidupanlah yang memandang seseorang dengan apa yang tak harus dipandang. Maka pandanglah kerja keras, usaha dan hasil yang didapatkan secara keseluruhan.” Begitulah motivasi yang selalu ku tanamkan di kerumahtanggaan hidupku. Aku merupakan putra tertua berpokok dua berkerabat. kedua orang tuaku memberiku nama Ahmad Syaifudin Zuhri. Ayahku selalu berpetaruh di setiap periode “Kesuksesan orang berbeda-beda. Jangan pernah membandingkannya. Cak acap bangun untuk mengawali jalan yang baik agar mendapatkan hasil yang terbaik. Ayah dan Ibumu namun bisa mendoakan sebaiknya mendapatkan yang terbaik dan makin baik” Ayah dan Ibuku mengajarkan banyak peristiwa kepadaku. Mulai terbit kerja keras, mensyukuri nikmatnya umur hingga kewajiban kepada Halikuljabbar. Biarpun kami hidup dalam kekurangan, tetapi kami selalu menghadapinya dengan senyuman. Banyak keluh kesah yang tersampaikan setiap malam, cuma semua itu berakhir dengan candaan. Ayahku berkarya sebagai kuli bangunan. Penghasilan yang didapatkan pun tidak rajin terserah. Sementara ibu mengelola kondominium. Pernah suatu saat Ibu bersikukuh untuk bekerja demi membantu keuangan batih. Akan sekadar aku dan ayahmu melarangnya karena kondisinya bukan memungkinkan. Ibu sudah lama menderita penyakit ginjal. Kadang trenyuh juga melihat kondisi Ibu. Harus bolak bengot ke dokter buat periksa dan supremsi yang pastinya membutuhkan banyak biaya. Aku pun berusaha persisten untuk bekerja membantu keuangan batih. Disisi lain aku lagi memiliki damba lakukan kuliah dan menjadi sarjana di satah kedokteran. Akan doang, karena kondisi finansial tanggungan yang enggak memungkinkan maka kuputuskan untuk kuliah bungkam-diam. Di pagi masa buta aku harus ikutikutan tiang penghidupan rumah menggantikan ibuku. Mulai dari memasak, membereskan rumah hingga pencahanan lainnya. Penutup-akhir ini kondisinya semakin parah. Akhirnya pasca- semua pencahanan radu, aku pun berbohong cak bagi pergi sebentar tinggal bekerja. Aku bukan mungkin mengatakan jika akan mulai kuliah karena khawatir akan menambah bahara pikiran. Semenjak awal sudah lalu kuputuskan jika akan kuberitahukan semuanya diwaktu yang tepat. Tahun pun semakin siang. Mutakadim saatnya bakal kuliah. Aku kembali segera berangkat. Sesampainya di kampus, segera kuparkirkan pengambil inisiatif di tempat yang sudah disediakan. Aku pula segera menemui kedua temanku, Yoga dan Angga. Mereka berdua ialah teman dekatku yang cerbak mendukung barang apa mimpi-mimpiku. Aku pun menegur keduanya. Mereka membalas dengan senyum khasnya. Keduanya terlihat ngobrol dengan khusyuk. Lekas aku memasuki papan bawah lakukan membaca materi mata syarah nan akan disampaikan kelak. Lain terasa Sampul Ahmad, dosenku mutakadim memasuki ruangan. Segera aku mengerudungi buku dan mengimak proses perkuliahan. Pak Ahmad habis baik padaku. Nikah suatu ketika beliau membiayai ongkos perlombaan di Kalimantan. Akupun tidak mengecewakan beliau dan berakibat mendapatkan pemenang purwa intern perlombaan itu. “Patut sekian materi plong waktu ini. Jangan tengung-tenging untuk merangkum materi nan telah saya sampaikan dan dipresentasikan maka itu kelompok minggu depan.” Tutup Pak Ahmad. Para mahasiswa pun kompak menjawab dengan kehidupan. Saja aku doang nan kekhawatiran. Tidak karena materi yang disampaikan, tetapi biaya nan harus dikeluarkan dengan kuantitas lumayan. Segera aku merangkum materi yang sudah disampaikan dan bergegas untuk pergi bekerja. Sepanjang jalan aku cuma boleh diam dan mengabaikan mahasiswa lain. Walaupun terasa sensual di telinga tapi taat ku acuhkan namun. “Itu teko sang Udin, tukang becak.” “Eh, ada tukang angkung” Udah ah, kasian tuh liatnya” Aku pun mempercepat langkahku tanpa memperhatikan mereka. Memang setiap hari gegares saja terserah orang-turunan nan menghinaku. Arah lain, terserah pun manusia-orang yang terus menyemangatiku membuatku tidak pantang menyerah dan putus asa untuk terus maju. Perkataan mereka membuatku sukma intern berkreasi dan menjadi senawat kerjakan menyelesaikan perkuliahanku. Aku kembali sudah hingga di pangkalan becak. Namanya juga insan pasti ada yang doyan dan ada yang bukan. Di persinggahan becak lagi masih juga terdengar cemoohan-cemoohan yang muncul terhadapku. “Heh, Udin. Kamu seharusnya kuliah saja, gak usah sinkron narik langca. Masa iya mahasiswa kerjanya narik lanca, malu-maluin” Udin, kemarin gak narik kemana?” Aku hanya boleh membalas dengan senyuman. Tak barangkali pula aku layani ucapan mereka karena tidak akan ada habisnya. Kemarin memang aku tidak start kerja karena ibuku mendadak sakit da aku pun memintal untuk merawatnya. “Engkau tuh harusnya titik api sepadan lektur. Meski bapakmu saja yang nyari kerja cak bagi biayain kuliah. Enggak berlimpah gini.” “Harap pembebasan seruan sembahyang, sepantasnya kiai saya juga bekerja. Akan sahaja di usianya yang sekarang seharusnya kiai sudah menikmati musim tuanya. Bukannya sampai-sampai banting tulang membiayai anaknya. Malah seharusnya saya yang mencukupi kebutuhan mereka. Saya sekali lagi merasa sangat bersyukur karena boleh minus kontributif kebutuhan di flat.” Contoh Cerpen Cambuk Bagian 2 Esoknya, aku kembali memilih wadah lain untuk mangkal tinimbang memanjangkan masalah. Aku mengelus dada menunggu penumpang menclok. Sebuah tiang penghidupan yang baik dibutuhkan ketabahan. Masa penumpang duga sepi. Hasil yang kudapatkan kembali memendek. Aku pun bergegas pulang karena musim sudah lilin batik. DI medio urut-urutan, aku menyibuk kiai-bapak yang kelihatannya membutuhkan bantuan. Segera saja kuhampiri dan dia pun tersenyum dengan wajah lesu. “Ini pak, saya ada sedikit uang. Memang lain seberapa, tapi semoga dapat bapak manfaatkan dengan sebaiknya” Terima kasih ya nak. Semoga Yang mahakuasa mengabulkan apa nan beliau impikan.”Katanya dengan suara lemah. “Aamiin ya Rabb” Aku berketentuan jikalau fungsi nan kita lakukan masa ini pasti akan mendapatkan penolakan di kemudian masa. Halikuljabbar itu maha adil. masih banyak insan-hamba allah yang tidak beruntung dari sreg kita. Testing yang kita dapatkan dari Tuhan pasti bukan akan memberatkan kita. Jangan hingga kita menyerah detik menghadapi ujian. Akan cak semau balasan yang lebih sani jika kita fertil melewati tentamen dan cobaan. Assalamualaikum Ayah, Ibu?” Gapura pun sambil dibuka maka itu Ana. “Waalaikumsalam, ayuk! Yeeee, kakak sudah pulang, hehehe biasa kak” Seperti biasa engkau menjulurkan tangannya kepada ku dengan tujuan menanyakan uang dariku. “Nih uangnya. Hari ini ning gak bawa persen sebanyak kemarin” Ucapku sambil memberikan beberapa lembar uang lelah kepada Ana. Ia memang sering mempersunting uang kepadaku. Entah buat apa. Tetapi aku setia mendukungnya karena uang nan didapatkan dariku sering ditabung. “Nggak apa-apa, Kak. Makasih ya” “Sama-sama Anan. Ayah sudah pulang? Ibu dimana?” Tanya ku kepada Ana Ayah sama ibu lagi di kamar Kak” Taajul aku menemui Ayah dan Ibu di intern kamar. Ku cium kedua tangannya. Kemudian kupeluk keduanya sambil mengasumsikan senyum mereka berdua menyibuk aku wisuda. Agar saja dapat terjadi. Nak, sebaiknya kamu nangkring kerja dan melanjutkan pendidikanmu nan tertunda. Insyaallah ayah masih sanggup membiayainya” Ayah sangat berharap aku bisa kuliah dan mengetem kerja. Uang nan selalu kudapatkan juga sangat jarang dipakai makanya ayah dan Ibu. Mereka empat mata bahkan memintaku untuk menabung uang hasil kerjaku. “Ayah sepi semata-mata, lain perlu mikirin pendidikanku. Biarkan aku ikut bekerja mendukung melonggarkan finansial anak bini. Aku kan anak purwa dan sudah agar kondusif ayah bekerja. Biarkan Ana saja nan melanjutkan pendidikannya hingga jenjang termulia nantinya. Selalu ada banyak cara bakal bisa sukses.” Jelasku membagi konotasi kepada mereka. “Tapi kan nak. Apakah engkau mau begitu juga ini terus? Jika anda terus bekerja dan tidak kuliah, akan ada banyak orang yang menghinamu, nak” Sudahlah yah, abaikan saja apa yang mereka katakan. Kita sepan berusaha dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Pasti nan namanya usaha akan mendapatkan hasil nantinya.” “Aku mau ke kamar tinggal, Yah, Bu.” langsung ku bergegas pergi kemar. Ayah hanya bisa tungkap dan tidak boleh memaksa kehendakku, sementara ibu hanya bisa tersenyum dengan lesu. Memang kedua orang tuaku bukan pernah tahu kalau aku semenjana kuliah. Sebatas masa ini aku tetap merahasiakannya. Biarlah masa yang akan memberi tahu nantinya. “Ya Rabb, apakah pilihanku ini nan terbaik? Apakah berbohong demi tidak mengalutkan mereka berdua ialah sortiran terbaik? Permudahkanlah segala urusanku Ya Rabb. Aamiin.” Kataku memohon. Masa-hari pun berjalan seperti resmi. Saban hari aku pamit bekerja kepada ibuku. Teman-imbangan ku masih banyak yang tidak menyukaiku dan presentasi sekali lagi berjalan dengan lancar. Tanpa sepengetahuanku, ternyata semua presentasi sudah disiapkan kedua jodoh baikku. Aku pun berusaha mengganti biaya untuk takhlik presentasi, tetapi mereka tidak kepingin. Lagi-juga aku dibantu oleh mereka berdua. Setelah presentasi, kami memutuskan pulang bersama-setimbang. Akan tetapi, sesaat kemudian ada yang memanggil namaku. Aku pun menengok ke perigi kritik. Ternyata yang memanggilku tadi adalah Pak Ahmad. Aku pun sekaligus menemuinya. Ada apa ya bu?” Tanya ku yang masih bingung. “Ia terserah waktu sebentar tidak? Saya mau berbicara sama kamu” “Insya Allah ada, Pak” Aku pun menyuruh kedua temanku untuk pulang terlebih dahulu. Bukan boleh jadi juga mereka menungguku untuk tahun yang lama. Bungkusan Ahmad pun mengajakku ke kedai di dempet kampus. Selongsong Ahmad sekali lagi memesankan bilang makanan dan minuman sebelum memulai perundingan. “Saya mengajak kamu kesini kepingin memberitahu sesuatu. Selama ini saya melihat ia yakni hamba allah yang punya potensi dan beda dari yang tak. Nyawa,keluasan pikiran, serta guna dia saya rasa kamu berhak buat mendapatkan yang seharusnya. Ada program beasiswa pecah kampus untuk kamu. Semua itu kerjakan mempermudah biaya pendidikan kamu. Sudahlah sebagai sebuah rang perjuanganmu” Aku terdiam mendengarnya. Bapak sudah sangat membantu saya, tetapi saya sama sekali bukan bisa membalas arti Buya…..” “Saya nirmala dan suka jika kamu menerimanya. Sekarang sudah sore dan saatnya pulang. Cepatlah pulang ke rumah, khawatir orang tua engkau mencarimu” Lanjur Bungkusan Ahmad. Syukur Pak. Insya Yang mahakuasa saya tidak akan mengecewakan Buya.” Aku pun lekas pulang ke rumah. Aku merasa bahagia mendengar segala apa yang sudah kudengar tadi. Aku percaya Inilah wirid-takbir yang selalu dipanjatkan oleh individu tuaku dan semua yang menyayangiku. Sesampainya di rumah, semuanya terasa nyenyat. Satu sendirisendiri satu kupanggil tetapi tiada perbangkangan. Kemana semuanya? Berbagai diversifikasi pikiran destruktif terpikir di benakku Seketika ayah datang dengan grusa-grusu. “Cepat ubah baju dan segera ikut ayah. Ayah tunggu di depan” Aku lagi menuruti perkataan ayah. Ayah membawaku ke kancah nan sama sekali tidak aku senggang. Sesaat kemudian kami pun start di rumah remai. Aku turun mengikuti ayah di depanku. Ayah bergegas menuju rubrik dengan nomor kamar 014. Perlahan ayah membuka pintu dan terlihatlah seorang kuntum nan terbaring di sana dengan selang infus. Aku pun menahan tangisku. “Ibu?” Ana juga memanggilku “Timbrung kak, Ibu semenjana tidur”. Inilah jawaban dari pencarianku tadi. Semua ada di sini. Sekadar apa yang terjadi dengan Ibu? Ayah kembali mengajakku keluar “Penyakit ibu semakin parah dan harus dioperasi nak. Kita sangat membutuhkan banyak biaya untuk operasi ibu.’ Jelas ayah dengan lembut. Bagaimana ayah akan mendapatkan uang sebanyak itu? Batinku berkecamuk. “Aku n kepunyaan tip bilang di tabungan Yah. Barangkali tak banyak tapi dapat membantu biaya propaganda Ibu.” Jangan, Nak. Biar ayah saja nan mencarinya. Gunakan uangmu cak bagi biaya pendidikan esok” “Bilamana lagi aku dapat membantu. Minta diterima Yah.” Aku pun bergegas menyingkir ke ATM bakal menjumut semua uang jasa dan memberikannya kepada Ayah. Ayah juga punya uang untuk biaya operasinya. “Ana juga cak hendak kondusif. Ana punya tabungan yang bisa digunakan buat operasi Ibu. Kakak yang anugerah uangnya” Kata Ana tiba-menginjak. Ternyata selama ini uang yang dia minta tidak digunakan untuk jajan, tetapi semuanya dimasukkan tabungan. Operasi pun berjalan lancar. Kami pun merasa suka. Setelah bilang hari akhirnya ibu sudah diperbolehkan pulang. Sejumlah bulan kemudian Hari ini aku tinggal bahagia. Segera aku pulang ke apartemen dan memeluk ibuku dengan bahagia. “Ada apa nak, kelihatannya bahagia sekali” Ibu dan ayah masih kebingungan dengan tingkahku. “Ahad depan aku wisuda Bu, Yah” “Hah, ahad depan. Sejak pron bila kamu syarah nak? Ayah dan Ibu masih belum ngerti” Tanya ibu yang terkinjat dengan jawabanku. “Ceritanya tangga bu. Yang utama ahad depan kalian semua harus hadir internal wisudaku” Ibu pun menangis bahagia. Inilah yang kutunggu-tunggu sejauh ini. Kedua orang tuaku seketika memelukku. Ya Rabb, bermami syukur kusanjungkan kerjakan-Mu. Terima kasih atas segala nikmat yang Kau berikan. Kamu telah menunjukkan kepadaku bahwa sebuah usaha bukan ada yang tawar. Semua yang disangka tidak mungkin terjadi menjadi manifesto akhirnya” Akhirnya wisuda juga berjalan dengan lancar. Semua tampak bahagia dengan kelulusannya. Semua beranggapan seandainya aku enggak mampu barang apa-apa. Dengan kerja berkanjang, manuver dan doa pastinya semua usaha kita tidak akan mengkhianatinya. Tak apa makhluk memandang kesuksesan beralaskan pangkatnya. Tapi percayalah semua pangkat enggak akan ada artinya jika kita tidak berusaha. Hanya usaha dan doa yang selalu dipanjatkan setiap saat lah yang akan menuntunmu meraih kesuksesanmu. Kompilasi cerita pendek pendidikan lengkap disini Cerpen Pendidikan. Cerpen Motivasi Islami – Latihan Puasa Contoh Cerpen Motivasi Islam Rembulan Ramadhan merupakan rembulan yang penuh berkah. Semua umat Muslim di dunia menjalankan ibadah puasa. Tak terkecuali lakukan Andim. Puasa barangkali ini terasa istimewa bagi Andim. Karena bulan ini merupakan bulan mula-mula bagi dia melaksanakan ibadah puasa. Dia sangat senang karena akan menjalankan puasa tanpa ada paksaan dari kedua orang tuanya. Kakaknya pun, Kak Vega dulu bangga kepadanya. Bilamana makan sahur pun Andim sangat bersemangat sehingga orang tuanya tidak mesti membangunkannya. Andim terus terasuh sampai selesai subuh dan menjalankan aktivitasnya begitu juga legal, yakni mengerjakan teka teki silang. Ibu nya Andim pun datang mengawani anaknya. “Mah, apakah bilamana ini semua sosok Selam di dunia sedang menjalankan puasa seperti mana Andim?” Ibu nya hanya bisa mesem sambil menganggukkan kepalanya. Merasa kurang pada, Andim juga bertanya pun “Tapi apa mereka tidak haus dan lapar, Ma? Mengapa mereka konsisten menjalankan puasa?” “Nak, puasa Ramadhan itu hukumnya wajib bagi insan-muslim yang mutakadim baligh. Makanya semua bani adam Islam di Bumi menjalankan Ibadah puasa termasuk Ayah, Mamah dan pun yunda” Jelas Ayah nan akan berangkat berkreasi. “seperti itu ya, Yah” Angguk Andim. Tak terasa 1 Teka teki cagak sudah lalu diselesaikan Andim. buru-buru dia melempengkan bukunya dan duduk bersama Mamah dan Kak Vega yang akan membaca al-Qur’an. “Mari, Dik… kita tadarus dulu. jangan sia-siakan bulan nan penuh berkah ini dengan hal nan batil” Ajak Kak Vega. “Baik, Kak” Jawab Andim sambil cekut al-Qur’an. Belum lama tadarus, tiba-tiba Andim berhenti dan menyandang perutnya yang sudah berangkat lapar. “Mah, hari buka puasa kurang berapa jam?” Tanya Andim “Hahahahaha, Dik.. waktu buka masih lama banget. Saat ini baru pemukul sapta pagi. Tentatif waktu buka puasa belakang hari jam enam sore” Sahut Kak Vega. Merasa kasihan dengan Andim, Mama pun menguraikan kepada Andim. “Nak, berpuasa itu centung wajib. Di intern bertarak bukan hanya menahan rasa lapar dan haus, belaka menahan dari segala hawa nafsu, mulai berpokok amarah, makan, minum dan segala sesuatu nan dapat membatalkan puasa, dimulai dari terbitnya pagi buta sampai tenggelamnya matahari. Makara Andim harus menahan perasaan menunggu periode bentang” “Di internal puasa, segala sesuatu yang tak dilarang oleh agama akan menjadi ibadah, seperti mendaras al-Qur’an, berkreasi, hingga tidur sekali lagi dinilai ibadah, Nak” Jelas Mama panjang lebar. “Kalau begitu, Andim dapat tidur, Mah?” Pertanyaan Andim. “Tentu belaka boleh, Dik. Tidur itu kan ibadah. Daripada kita berbicara nan tidak ada manfaatnya lebih baik digunakan cak bagi tidur.” Jawab Kak Vega. Andim pun buru-buru menjauhi ke kamar bikin tidur. Tak terasa Adzan Dzuhur membangunkannya. “Mah, apakah mutakadim Adzan Magrib? Cak bertanya Andim dengan polosnya. “Belum, Nak. Ini baru adzan Dzuhur.” Jawab Mama dengan lembut. “Beber puasanya lama banget ya, Mah?” Tanya Andim sambil merengek. “Sabar ya, Nak. Orang nan sabar itu disayang Halikuljabbar. Apalagi Andim madya menanggang perut, jadi harus boleh sabar, kepala dingin dan selalu sabar” Jelas Mama. Mendengar penjelasan Mama nya, Andim segera mencoket air wudhu dan bergegas pergi ke mushola dekat rumah untuk jamaah sholat dhuhur. Karena makanan Andim sudah keroncongan, dia kembali menghindari ke ketuhar buat bertanya kepada Mama dan Kak Vega. “Mah, sudah waktunya buka puasa ya?” Tanya Andim nan tertumbuk pandangan sudah tidak lunak. Belum Dik, masih dua jam lagi. Sabar ya” Jawab Kak Vega sambil mesem. Andim pun meninggalkan menonton televisi di ruang petandang tepat saat ayahnya pulang kerja. Sekonyongkonyong, aroma masakan dari perapian menyeruak menyentuh pangsa tamu. Godaan bebauan masakan pun membuat Andim enggak bisa menahan rasa laparnya. Mah, Andim boleh gak mencicipi makanannya?” Kata Andim sambil berteriak. “Tak bisa Nak. Bersabarlah, sebentar juga sudah waktunya beber puasa. Sana cepat mandi dan bersiap-siap” Jawab Mama dengan bijak. Andim segera pergi bagi mandi dan bergegas membantu Mama dan Ka Vega menyiapkan hidangan berbuka di meja makan. Tak terasa adzan magrib sudah berkumandang menunjukkan bahwa waktu berbuka puasa sudah tiba. “Alhamdulillah..” Ucap Andim bahagia. “Jangan tengung-tenging Nak, ayo kita berdoa bersama-sekufu” perkenalan awal ayah dengan bijak. Cerpen Pecut Kerja Transendental Cerpen Motivasi Kerja Pada suatu siang di kafe longo, terdapat jejaka nan sedang sibuk dengan laptopnya. Tiba-tiba ada seorang anak penjual bunga nan sedang menghampirinya. “Om silahkan dibeli bunganya” “Tidak, terima hidayah. Saya enggak ceceh” Ucap bujang tersebut masih tetap sibuk dengan laptopnya. “Beli satu doang Om bakal kekasih atau gula-gula Mamanda” Rayu anak tersebut. “Heh, anak kecil, kamu gak tau segala seandainya om sedang sibuk? Kapan-kapan tetapi sekiranya butuh, Mamak akan beli bunga berasal dia” Pengenalan cowok tersebut dengan nada tinggi. Mendengar ucapan tersebut hasilnya anak asuh kecil itu beralih ke insan-cucu adam yang lalu lalang di kawasan kafe tersebut. Setelah agak sorean akhirnya pemuda itu meringkasi laptopnya dan bersiap-siap kerjakan pulang. Baru saja keluar dari warung kopi, pemuda tersebut didekati oleh anak katai penjual anak uang. “Saat ini Om sudah tidak sibuk, silahkan Om dibeli bunganya. Harganya murah kok. Satu batang cangkul saja Mamanda” Karena kasihan dan juga kesal akhirnya perjaka tersebut membedakan persen dari dompetnya “Ini ada uang rupiah buat ia. Om enggak titit bunga, anggap saja ini sedekah untukmu” Ucap cowok tersebut sewaktu mengulurkan uang kepada anak kerdil. Tip itu sekali lagi diambilnya, namun bukan untuk disimpan. Dia pun menghadap pengemis yang kebetulan sedang lewat di depan kantin tersebut. Pemuda tersebut merasa heran dan tersindir dengan sikap anak itu. “Kenapa uang itu beliau berikan kepada pengemis? Bukannya buat anda seorang” Anak asuh tersebut pun menjawab dengan polosnya “Lepas Paman, saya telah berjanji lakukan menjual bunga inidan tidak menerima uang dari minta-minta.” Ibu saya pun selalu berpesan cak bagi tidak menjadi pengemis, sekalipun kita lain memiliki uang adakalanya” Bujang itu lantas termenung melihatnya. Betapa pelajaran yang lalu berharga mulai sejak momongan mungil tersebut. Dia seakan mengasihkan pesan sekiranya kerja merupakan sebuah kehormatan. Tidak peduli seberapapun kesudahannya, asalkan itu dari perdurhakaan hasil kerja keras yang merintik-rintik dari keringat koteng ialah sebuah kehormatan dan kemangkakan. Pemuda tersebut lantas memperlainkan uang kerjakan memborong anak uang yang dijual anak asuh mungil itu. Tujuannya enggak karena kasihan, sekadar karena lecut kerja dan cak bimbingan yang luar halal dari cewek kecil penjual anakan. Cerpen Tembung Hayat Pola Cerpen Senawat Hidup Ringkas Di satu pagi, ada seorang teruna yang semenjana menghadapi berbagai macam komplikasi. Pemuda itu pun menemui orang tua bijak kerjakan membualkan segudang masalahnya. Ayah bunda itu pun menyimak dengan seksama setiap kisah yang disampaikan pemuda tersebut. Ia lantas menjumut segenggam serbuk dan mencampurkannya dengan segelas air di depannya. “Coba menenggak ini dan bagaimana rasanya? “Perkenalan awal ayah bunda. “Pahit sekali…..” Jawab pemuda itu. Lantas ayah bunda itu tersenyum dan mengajak pemuda itu ke wai di belakang rumahnya. Sesampainya di wai, ibu bapak tersebut sekali lagi camur serbuk tadi ke batang air silam mengaduknya dengan sepotong kayu. “Minumlah air sungai ini dan rasakan bagaimana rasanya” “Ahhh… habis segar kek” Sahut pemuda itu. “Apakah terdapat rasa pahit di intern air itu?” Cak bertanya kakek tua renta itu. “Sepadan sekali tidak ada kek” Jawab pemuda tersebut. Kakek tua bangka itu kembali tertawa. Wahai anak muda… Perlu sira perhatikan baik-baik, jikalau pahitnya arwah itu begitu juga segenggam tepung tadi. Takarannya cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya selevel dan akan tetap setimbang. Jelas kakek bertongkat sendok itu. “Akan tetapi, INGATLAH… Awan kelabu yang kita rasakan tersidai dari wadah yang kita gunakan. Sehingga ketika kita merasakan kepahitan dan kegagalan di dalam umur, kita cuma boleh melakukan satu kejadian.” Hubung kakek tua itu sambil menghela nafas hierarki. “Yang bisa kita buat ialah berekspansi dan memperbesar produktivitas hati kita agar dapat gaplok segala kepahitan tersebut.” Hubung bibit buwit tua itu. “Jangan kecilkan hatimu seperti gelas, namun luaskanlah hatimu seluas sungai, seluas samudra yang tak berujung nan mampu menggampar segala kepahitan semangat kita. Sehingga kepahitan itu dapat berubah menjadi kesegaran dan kedamaian internal hidup” Pungkas kakek tua itu. Pemuda itu pun menghayati setiap nasehat bermula kakek bertongkat sendok itu. Akibatnya dia lagi sadar untuk bukan mengeluh tentang permasalahan nya. Akan tetapi sekarang dia berhasrat bikin lebih melapangkan hatinya seluas osean agar setiap permasalahan yang ada enggak membebani hidupnya. Cerpen Tembung Belajar Cermin Cerpen Senawat Belajar Namaku adalah Mufid. Aku bersekolah di SMAN 2 Semarang. Di dalam membiasakan, tujuanku tak hanya lulus, tetapi mendapatkan juara 1 paralel di sekolah. Itulah cita-citaku selama sekolah. Aku comar menggantungkan cita-citaku setimpal langit, optimis dapat meraihnya dan selalu ku iringi dengan ratib. Kiranya cita-citaku dapat terwujud, aku harus berlatih dengan giat. Kerjakan itulah aku selalu mewujudkan jadwal buletin, mingguan dan juga bulanan. Mungkin bagi banyak insan hal itu terlalu ribet, tapi bagiku, penjadwalan ini agar tidak banyak hari yang tergusur percuma nantinya. Akupun menuliskan cita-citaku di gawang tulis yang berada di kamar ku. Hal ini sepatutnya aku lain mengalpakan mimpiku bagi bosor makan mendapatkan pararel 1 di sekolah setiap semester. Walaupun begitu, aku selalu menyediakan diri untuk sekedar nangkring bersama teman-temanku. Aku sadar jika hidup itu butuh teman dan sekali lagi hiburan. Kerjakan sekedar mengetem bersama teman-temanku, kubuat maksimal 3 barangkali dalam 1 minggu dengan waktu maksimal 1 jam semata-mata. Tandingan-teman ku pun mutakadim memakluminya, sehingga mereka tidak mempermasalahkannya. Kendatipun ada juga teman-teman lain yang cerbak menghinaku dengan cemoohan “Sok saleh”, “terlalu ribet” dan sebagainya, tetapi ku acuhkan saja tuturan mereka. Terserah mereka mau bilang apa, landang setiap persiapan tentu akan ada individu nan mempermasalahkannya. Akhirnya di inferior 2 semester 1 akupun mendapatkan apa yang sudah lalu kuimpikan. Menjadi kampiun 1 paralel di sekolah. Akhirnya perjuanganku selama ini lain sia-sia. Rintihan haru atas hasil yang kudapatkan karena perjuangan yang pelik tak bisa kulupakan. Aku pun tidak boleh puas sebatas di sini saja. Masih ada perjuangan di semester depan nan harus kuhadapi. Semoga semester depan aku dapat juara 1 paralel pun. Nah itu tadi koleksi contoh cerpen lecut tentang pendidikan, semangat, kerja, belajar berwatak Islami yang dapat kalian jadikan referensi. Barangkali kalian punya komplet cerpen motivasi hidup sukses koteng? Kirim cuma cerpen cambuk diri versi Kamu kesini. Alias masih zakar contoh cerita pendek yang lain? Boleh baca disini Cerpen Persahabatan. Kiranya Bermanfaat. Jangan lupa untuk share sekali lagi ya.
\n \n cerpen tentang perjuangan meraih sukses
CerpenTentang Perjuangan Meraih Mimpi. Cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya bagaimana cara berbakti dan menghormati kedua orang tua ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya adalah contoh perjuangan meraih sukses demi ibu tercinta. Rengkuhan bunda semakin erat, kemudian beliau berbisik
Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi. Cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya bagaimana cara berbakti dan menghormati kedua orang tua ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya adalah contoh perjuangan meraih sukses demi ibu tercinta. Rengkuhan bunda semakin erat, kemudian beliau berbisik kepadaku, “istighfar, nak. Contoh Cerpen Perjuangan Meraih Cita Cita Goresan from Selain itu cerpen perjuangan ini bisa menjadi bahan pembelajaran dan referensi untuk kamu yang sedang mencari hiburan dan mengisi waktu dalam masa senggang. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Kali ini saya akan memposting sebuah cerpen ,yang saya buat dua tahun yang lalu pada saat saya masih duduk di bangku kelas 8 sekolah menengah pertama smp . Cerpen Motivasi, Cerpen Perjuangan Lolos Moderasi PadaDi Mana Untuk Mendapatkannya Perlu Sebuah Pengorbanan Dan Betapa Pentingnya Sebuah Adalah Dhita Putri Ramadhani, Aku Dilahirkan Oleh Seorang Ibu Yang Sangat Luar Satunya Start Up Yang Dibintangi Oleh Bae Suzy Dan Nam Jo Fantasi Fiksi Lolos Moderasi Pada Cerpen Motivasi, Cerpen Perjuangan Lolos Moderasi Pada Semoga dengan cerita pendek ini bisa membuat para pembaca menjadi terinspirasi dan mulai untuk menghargai hidup baik untuk diri sndiri maupun lingkungan diskitar tempat tinggalnya. Aku sudah tak ingat kapan terakhir kali aku melihatmu. Cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya bagaimana cara berbakti dan menghormati kedua orang tua ketika masih hidup kisah cerita dalam cerpen mengharukan tentang perjuangan seorang anak membahagiakan ibunya adalah contoh perjuangan meraih sukses demi ibu tercinta. Di Mana Untuk Mendapatkannya Perlu Sebuah Pengorbanan Dan Betapa Pentingnya Sebuah Proses. Sindi gadis cantik dan cerdas, ia terlahir dari keluarga kurang mampu. Cerpen meraih mimpi padahal masih sangat pagi dan udara terasa dingin seakan tak ijinkan aku untuk membuka selimut yang menutupi tubuh kurus ini. Berkisah tentang perjalanan hidup dua sejoli, cerita dalam novel ini tak melulu tentang cinta tapi juga tentang perjuangan dalam meraih mimpi dan kebahagiaan. Namaku Adalah Dhita Putri Ramadhani, Aku Dilahirkan Oleh Seorang Ibu Yang Sangat Luar Biasa. Memang, mengejar mimpi perlu niat, strategi dan usaha. Aku hanya mengangguk, tak berani menatap mata penuh perjuangan itu. Semua bermula ketika aku dinyatakan berhak mengikuti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri snmptn oleh sekolahku. Salah Satunya Start Up Yang Dibintangi Oleh Bae Suzy Dan Nam Jo Hyuk. Cerpen tentang perjuangan meraih mimpi cerpen sangat mengasyikkan untuk dibaca di kala senggang, selain itu bisa juga dijadikan sebagai hal tersebut disebabkan karena contoh teks cerpen memiliki tema yang beraneka ragam sehingga cocok mereka semua mengajarkanku tentang ketegaran, tentang kebersamaan dan kehangatan. Puisi meraih mimpi bayangkan kalau kita seperti debu di atas,kita tak tahu arah, bergerak menuruti angin saja angin itu membawa kita ke sebuah tempat yang sangat asing,tak tahu seperti apa tempat saja angin itu menggerakan kita kedalam sebuah lautan luas, atau mungkin saja ke sebuah danau yang amat sejuk. Untuk lebih lengkapnya mari simak ceritanya berikut ini Cerpen Fantasi Fiksi Lolos Moderasi Pada Untuk mencari cerita pendek cerpen berdasarkan kata kunci. Selama acara dimulai ku hanya termenung memiirkan kembali tentang “impian” inilah sebuah proses, yang penting bukanlah hasil, tapi proses. Tetapi, riki mencoba untuk tidak pantang menyerah / putus asa untuk meraih mimpinya sehingga menjadi kenyataan.
MeraihKesuksesan Cerpen Karangan. Dan selain itu ada juga perilaku buruk yang selalu mengharapkan bantuan orang lain ketika ujian. 1082020 101 contoh Cerpen Bahasa Inggris tentang Cinta Perjuangan Dan Kesuksesan. Cerpen Anak Cerpen Pendidikan Cerpen Penyesalan Lolos moderasi pada. 8212020 Cerpen Tentang Pendidikan Karakter Baik dan Buruk.
Contoh Cerpen Motivasi Pendidikan Ilustrasi – Inilah Cerpen Motivasi Pendidikan yang menceritakan tentang kesulitan, keteguhan dan kesuksesan yang penuh makna. Sebuah contoh cerita pendek yang menceritakan perjuangan seseorang yang ingin terus belajar dan meraih strata tertinggi dalam pendidikan. Cerpen berjudul “Berakar Duri Berpuncuk Cahaya” ini Karya Annisa Syifa Malabbi - SMP IT Permata Bunda Islamic Boarding School. Ia salah satu peseta kelas kepenulisan Yuk Menulis Indonesia bersama Yoga Pratama selaku mentor kepenulisannya. Cerpen ini sungguh mengharukan, dan pembaca akan sangat menikmati. Karena ceritanya tak sekedar bercerita, tetapi benar benar hidup. Ia benar benar mampu menciptakan Cerpen Motivasi pendidikan yang penuh perjuangan dan makna dalam meraih kesuksesan. Berikut cerpen motivasi pendidikan karya Annisa berjudul Berakar Duri Berpuncuk Cahaya ini Cerpen Motivasi Pendidikan Berakar Duri Berpuncuk Cahaya Ilustrasi Cerpen Motivasi Pendidikan Ilustrasi “Bukan memandang seberapa tinggi pangkat jabatanmu, bukan memandang seberapa besar penghasilanmu. Selama itu halal dan baik asal mulanya tak perlu takut untuk maju. Hanya orang yang tidak mengerti arti kehidupan jika ia memandang seseorang dari sesuatu yang tidak harus dilihat. Selain kerja keras, usaha, dan hasil.” Abiyyu Faizal Ramadhan, nama yang bapak dan ibu berikan ketika melihat dunia pertamaku. Ayah pernah bilang, “kesuksesan hanya ada di tangan masing-masing setiap orang, Ayah dan ibu hanya bisa berdoa sebaik mungkin untuk kamu yang terbaik. Ingat awali semua dengan sesuatu yang baik, maka akan berujung baik pula.” Ayah dan ibu mengajarkan banyak hal kepadaku. Mulai dari kerja keras, bertanggung jawab, sampai hidup bersyukur, dan tidak melupakan kewajiban kepada sang maha kuasa. Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, namun harmonis. Nyaman untuk tempat keluh kesah hingga berbagi cerita. Ayah bekerja sebagai kuli, dengan penghasilannya yang tidak tetap. Ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Pernah ibu bersih keras meminta bekerja, untuk menambah biaya kehidupan kami. Tapi ayah melarang. Dengan kondisi yang tidak memungkinakan membuat kami khawatir ketika ibu bekerja. Ibu menderita penyakit gagal ginjal. Penyakit yang ibu derita sejak lama. Terkadang sedih melihat kondisi ibu. Harus bolak balik ke rumah sakit untuk kontrol ke dokter. Yang membutuhkan biaya cukup mahal setiap bulannya. Di sisi lain, aku ingin mencapai impian terbesarku, yaitu kuliah. Namun dengan kondisi keuangan kami tak memungkinkan aku untuk meminta biaya kuliah kepada ayah dan ibu. Hingga aku memutuskan untuk kuliah secera diam-diam. Di selang waktu kuliah aku bisa bekerja untuk menambah sedikit beban kedua orang tuaku. Aku memilih jurusan kedokteran, terinspirasi dari ibu yang sekarang sedang sakit-sakitan. Baca Juga Cerpen Tentang Kehidupan Manusia dan Alam *** Sinar matahari masuk melewati sela-sela tirai yang membuatku terbangun dari tidur. Kulirik jam yang menghiasi kamar kecil milikku, yang berukuan 2 x 1,5 m. Jam menunjukan pukul AM Kondisi ibu semakin parah. Dan aku harus mengganti kan ibu untuk mengurus rumah. Dari memasak, membereskan rumah, dan pekerjaan rumah lainnya. Aku baru akan berangkat kuliah ketika semua pekerjaan rumah selesai. Aku harus berbohong kepada ibu dan ayah akan keberangkatan kuliahku. Tidak mau merepotkan mereka dengan memikirkan biaya kuliah. Dan aku memutuskan untuk tidak memberi tahu mereka, hingga hari yang tepat untuk dibicarakan. Hari semakin siang. Satu jam lagi aku harus berangkat kekampus. Rumah yang sudah kubereskan, ibu yang sudah kuberi makan, dan Abiyya yang sudah berangkat sekolah dari 3 jam yang lalu membuatku tenang untuk meninggalkan rumah. Ayah sudah berangkat dari jam subuh tadi. Kini waktunya aku bersiap-siap diri untuk berangkat kuliah. Motor tua milikku sudah siap untuk berangkat. Hanya memerlukan waktu 25 menit untuk sampai dikampus. Baca Juga Cerpen Penyesalan Datang Belakangan Sesampainya di kampus, aku memarkirkan motor di sebuah tempat khusus motor. Dan berjalan sedikit lebih cepat untuk ke kelas. Karena 25 menit lagi kelas akan dimulai. Terdapat sekitar 15 orang yang sudah berada di ruangan. Terutama kedua teman akrabku, Ahmad dan Deno. Mereka sosok teman yang sangat mendukung apa yang aku impikan. Bahkan mereka tak segan-segan untuk membantu. Aku menghampiri mereka yang sedang asik berbincang. Ahmad yang menyadari kedatanganku, langsung menyambut dengan senyum khasnya. Begitu pula dengan Deno. Aku berjalan menuju sebuah kursi dekat dengan Ahmad dan Deno. Seperti biasa aku jarang ikut campur akan pembicaraan mereka, dan memilih untuk membaca beberapa materi kuliah. Mereka memahami sikapku yang seperti ini. Tak kusadari kelas sudah ramai, dan buk Mela, dosenku sudah berada dalam kelas. Segera aku menutup buku. Bu Mela banyak membantuku, pernah iya membayar ongkos ke Makassar untuk mengikuti lomba. Tanpa mengecewakan beliau, aku berhasil meraih juara pertama. “Baik, hari ini saya akan memberi beberap materi untuk kalian rangkum dan presentasikan di pertemuan besok. Kelompoknya yang sudah saya bagian pekan kemarin,” katanya dengan antusias. Semua menjawab dengan semngat, berbeda dengan aku. Lagi lagi harus mengeluarkan biaya untuk presentasi besok. Yang membutuhkan biaya cukup banyak. Baca Juga Kisah Inspiratif Untuk Siswa Renungan Perubahan Bu Mela keluar kelas dari 5 menit yang lalu. Dan aku masih asik mencatat materi yang telah diberinya. Ahmad dan Deno pulang lebih awal hari ini. Ada pekerjaan yang harus mereka lakukan. Aku menyusuri koridor kelas. Terdengar hinaan-hinaan yang setiap hariku dengar. Walaupun tak semua menghina tapi tetap saja membuat telingaku panas. Aku harus tetap bersabar. “Itu kan si tukang becak bukan sih?” “Eh ada tukang becak.” “Hey, jangan kayak gituh, kasian tauk.” “Diliat-liat kasian juga ya.” Aku mempercepat langkah kaki, untuk tidak mendengarkan perkataan mereka. Ya, inilah kehidupan sehari-hariku. Tapi di sisi lain masih ada oarang yang mau mendukung dan menyemangatiku untuk terus maju. Dengan perkataan mereka aku tidak boleh putus semangat untuk bekerja. Dan menjadikan sebuah motivasi diri. Setelah ini aku memutuskan untuk kembali kerumah dan langsung bekerja. Sekarang aku berada di sebuah pangkalan becak. Namanya manusia, ada yang suka ada yang tidak. Bahkan di tempat itu aku masih harus mendengar perkataan mereka yang tidak menyukai dengan apa yang aku kerjakan. Baca Juga Cerpen Tentang Keterbatasan Fisik Yang Sukses “Woi Faizal, kenapa lu kemaren gak ngebecak?” aku membalas dengan senyum. Kemarin aku tidak bekerja karena sakit ibu sangat parah. Membuatku harus tidak bekerja, dan memilih untuk merawat ibu. “Kasian amat sih lu Faiz, napa gak bapak lu aja yang kerja. Harusnya lu tuh fokus kuliah bukan kerja kayak gini.” “Maaf, abang salah, tak setiap waktu ayah yang harus bekerja, di umurnya yang sekarang seharusnya ayah tidak lagi merasakan lelahnya pekerjaan, dan merasakan masa tuanya. Saya hanya meringankan pekerjaan ayah. Dan saya bersyukur bisa sedikit membantu ayah,” jelasku. Tono yang ku panggil abang itu hanya membalas senyum menyeringai. Dari pada memperpanjang masalah, kuputuskan untuk menjauhi Bang Tono. Pekerjaan dengan hasil yang baik membutuhkan kesabaran. Penumpang becakku hari ini tak sebanyak penumpang kemarin. Tapi tetap aku harus bersyukur. Sore menjelang malam ini aku harus kembali ke rumah. Masih banyak yang harus aku kerjakan di rumah. Takut ayah belum kembali ke rumah. Di perjalanan, aku menemukan seseorang bapak tua yang sepertinya membutuhkan bantuan. Langsung aku mendekati bapak tersebut. Ia tersenyum lesu kepadaku. Ada beberapa uang hasil pekerjaanku hari ini, baiknya kuberikan setengah dari uangku itu. “Bapak, saya punya beberapa sedikit uang untuk bapak. Tolong terima ya pak.” “Te.. terima.. kasih nak, semoga kamu dipermudahkan dalam segala ujianmu,” kata bapak itu dengan suara lemah. “Amiin ya rabb,” aku pun langsung pergi kerumah. Mempercepat langkahku. Percayalah sesuatu yang kita lakukan saat ini akan terbalas dikemudian hari. Yang tak pernah kita duga-duga. Jangan pernah merasa bahwa Tuhan tak adil, masih banyak manusia yang lebih tidak beruntung darimu. Dan Jangan karena masalah serta ujianmu itu menghalang kebaikan yang ada dalam diri. Baca Juga Cerpen Jogja dan Kenangan Yogyakarta Aku Kembali *** Ilustrasi Contoh Cerpen Motivasi Pendidikan “Assalamualaikum ibu, ayah?” Aku membuka pinu yang langsung disambut Abiyya dengan tingkah bocahnya. “Waalaikumsalam, kakak! Yey kakak udah balik. He.. he.. kayak biasanya,” ia menjulurkan tangannya meminta uang dariku. “Nih,” kuserahkan beberapa lembar ribuan kepada Abiyya. “Hari ini kakak gak kasih sebanyak hari kemarin!” Ia sering meminta uang kepada ku, entah buat apa. Tapi aku mendukungnya, karena setiap uang yang kuberi selalu ditabung. “Nggak masalah kok, makasih kakak.” “Sama-sama Abiyya!” “Ibu di mana? Ayah udah balik?” Tanya ku kepada Abiyya “Ibu ada kok di kamar. Ayah juga udah balik dari tadi,” aku membalas dengan anggukan. Mengerti. Kuhampiri ayah dan ibu yang berada dalam kamar. Kucium pundak telapak tangan mereka dan kupeluk ayah. Membayangkan betapa senangnya mereka ketika aku wisuda nanti. Semoga saja itu terjadi. “Nak, apakah baiknya kamu berhenti bekerja? Lanjutkan pendidikanmu saja. Insya Allah ayah sanggup membiayai kuliahmu.” Ayah ingin aku kuliah, dan berhenti bekerja. Uang yang kudapat dari hasil pekerjaanku jarang ibu dan ayah ambil, bahkan menyuruhku untuk menabungnya. “Ayah tak perlu repot-repot memikirkan kuliah, birkan aku bekerja yah, untuk membantu keuangan keluarga. Toh aku anak pertama yang seharusnya membantu ayah, biarkan Abiyya saja yang melanjutkan pendidikannya. Yah, bu kesuksesan itu banyak cara,” aku berusaha membuat mereka mengerti. “Tapi apakah kamu yakin akan terus-terusan seperti ini, tidak kuliah, dan harus bekerja? Bahkan banyak orang yang menghinamu nak.” “Abaikan saja apa yang mereka katakan. Kita cukup bedoa saja. Usaha tak akan bakal menyiakan hasil.“ “Aku ke kamar dulu yah, bu,” aku langsung pergi ke kamar. Ayah yang tak bisa memaksa keinginanku hanya bisa terdiam. Dan ibu tersenyum lesu. Baca Juga Cerpen Dongeng Gajah dan Semut Ayah, ibu memang tidak tahu akan kuliahku saat ini. Dan aku membiarkan itu berjalan sendiri. Biarkan waktu yang memberi tahu mereka. “Ya Rabb apakah pilihanku ini baik? Berbohong untuk tidak menyulitkan mereka apa kah ini yang terbaik? Ya Rabb permudahkanlah semuanya,” kataku memohon. Kuliah hari ini berjalan seperti biasa. Pamit kepada ibu dengan alasan keluar sebentar, teman-teman yang masih tidak menyukaiku, dan presentasi yang berjalan sempurna. Semua persiapan presentasi sudah siap tanpaku ketahui. Ahmad dan Denolah yang mempersiapkan semuanya. Aku berusaha mengganti biaya yang keluar untuk presentasi tapi mereka menolak. Lagi-lagi mereka membantuku. Hari ini aku bersama ke dua temanku pulang bersama. Saat kami berjalan ke arah tangga, tiba-tiba seseorang memanggil namaku. Aku menengok ke sumber suara. Ternyata Bu Mela yang memanggil. Aku langsung menghampiri beliau. “Iya bu, ada apa?” Tanyaku bingung. “Saya ingin berbicara sesuatu sama kamu, apa kamu ada waktu sebentar?” “Insya Allah ada,” aku menyuruh ke dua temanku untuk pulang duluan, karena tidak mungkin mereka menemaniku untuk waktu yang lama. Bu Mela membawaku ke cafe dekat kampus. Di situ kami berbicara. Sebelum membuka pembicaraan, kami memesan beberapa makanan dan minuman. Bu Mela yang mentraktir semua pesanan. Baca Juga Cerpen Tentang Liburan - Berlibur ke Pulau Bali “Jadi saya mengajak kamu ke sini untuk memberi tahu sesuatu. Saya melihat potensi selama kamu mengikuti perkuliahan. Saya melihat ada yang beda di diri kamu dari yang lain. Semnagat kamu, kesabaran kamu, semua itu saya rasa baik dan berhak mendapatkan yang seharusnya. Ada beasiswa untuk kamu. Untuk mempermudah kamu dalam keuangan pendidikan. Terima ini sebagai penghargaan.” Aku diam terpaku. Benar kah? “Ibu sudah banyak membantu saya, tapi saya tidak bisa membalas semua kebaikan ibu. Saya merasa ber....” “Saya ikhlas membantu, semoga ini membantu,“ lanjut Bu Mela. “Sudah kesorean, sebaiknya kamu pulang. Takut ibu kamu mengkhawatirkanmu.” “Baiklah, terima ksaih, Insya Allah saya tidak akan mengecewakan ibu.” Aku mempersilahkan Bu Mela keluar terlebih dahulu. Barulah aku mengikutinya dari belakang. Aku akan mencari angkutan umum saat Bu Mela sudah dijemput suaminya. Takut ada apa-apa kalau aku pulang duluan. Berhentilah sebuah angkutan umum dihadapanku. Segera aku memasukinya. Betapa bahagianya aku saat mendengar kabar yang disampaikan bu Mela tadi. Aku percaya ini hasil dari semua doa-doa kedua orang tua, dan orang-orag yang sayang denganku. Aku membuka gagang pintu rumah. Abiyya tak menyambutku hari ini, tidak seperti biasanya. Rumah pun sepertinya kosong. Kemana ibu? Kemana Abiyya? Apakah ayah belum juga datang? Baca Juga Contoh Cerita Pendek 500 Kata Beberapa pertanyaan dan pikiran negatif terlintas dibenakku. Aku langsung berlari ke dalam. Benar-benar tidak ada orang. Lantas kemana semua orang? Aku menyusuri semua ruangan, mencari ibu ataupun Abiyya. Perasaan tidak enak yang kurasakan saat ini. Tiba-tiba seseorang menyentuh punggungku. “Ayah? Ibu di mana? Kenapa gk ada dirumah?” Ayah yang tiba-tiba datang membuatku terkejut. “Ganti bajumu, setelah itu ikut ayah.” “Kemana? Ibu dimana yah?” Tanyaku lagi. Tapi ayah malah diam tak menjawab. “Ayah tunggu di depan ya,” aku membalas dengan anggukkan mengerti. Ayah membawaku ke sebuah tempat, yang belum aku ketahui. Kami menggunakan angukatan umum. Aku yang belum berani bertanya hanya diam berpikir. Tiba-tiba kami berhenti di rumah sakit. Aku dan ayah turun di sana. Memasuki sebuah ruangan dengan nomor kamar 036. Perlahan aku membuka knop pintu kamar. Terlihat perempuan lesu berbaring di atas kasur dengan selang infus. Mataku memerah, menahan tangis. “Ibu? “ Abiyya yang mendengar aku memanggil ibu menjawab dengan senyum hangat. “Ibu sedang tidur kak, masuk lha,” ternyata mereka yang kucari-cari tadi ada di sini. Sekarang aku belum dapat jawaban dari ini semua. Apa yang terjadi? Kenapa ibu ada di sini? “Penyakit ibu semakin parah nak, dan kita sangat membutuhkan biaya untuk oprasi ibu.” Jelas ayah dengan lembut. Aku terdiam, bagaimana ayah akan mendapatkan biaya untuk oprasi ibu? Baca Juga Cerpen Liburan Bersama Keluarga Yang Mengesankan “Yah aku punya beberapa uang yang mungkin bisa membantu biaya pengobatan ibu.” “Jangan nak, biar ayah yang akan mencarinya.” “Kapan lagi aku bisa membantu kalian. Selagi aku masih bisa tolong terima.” Lalu aku menyerahkan ATM-ku kepada ayah. Uang yang kudapatkan akan kumasukan ATM. “Sedikit membantu tapi....” “Ayah punya sedikit uang juga buat menambahnya,” lanjut ayah. “Abiyya juga!! Abiyya punya tabungan, nanti uangnya bisa buat ibu. Kakak yang kasih Abiyya,” seru Abiyya. Ternyata uang yang kuberi tidaklah sia-sia. Mungkin Abiyya tidak ada tujuan untuk menyimpan uang itu, tapi ia percaya akan bermanfaat kelak dikemudian hari. Seperti saat ini. Oprasi berjalan lancar. Kami merasa tenang sekarang. Setelah beberapa hari di rumah sakit ibu diperbolehkan kembali ke rumah. Dan bisa menjalankan harinya seperti biasa. Beberapa bulan… “Assalamualaikum ayah! ibu!“ “Waalaikumsalam, ada apa nak, bahagia bener kayaknya?” Aku memeluk ibu dengan erat. Ibu terkejut melihat reaksiku. Baca Juga Cerpen Singkat Tentang Persahabatan Sejati “Lha, lha.. kenapa? Tiba-tiba meluk ibu kayak gini?” Ayah yang membutuhkan jawaban melihat wajahku bingung. “Minggu depan aku wisuda!” “Hah? Wisuda apaan? Kapan kamu kuliahnya? Ibu gak mengerti maksud kamu apa?” “Ceritanya panjanggg bangeeettt. Intinya aku mau ibu sama ayah daateng ke acara kelulusanku.” Ibu mengeluarkan air mata bahagianya. Air mata yang kutunggu sejak lama. Kupeluk tubuh ibu yang tiba-tiba disambut dengan pelukan ayah. “Terimakasih ya rabb. Kau perlihatkan kepadaku sesuatu yang awalnya terlihat tak mungkin, dan berujung nyata.” Hari ini, hari wisudaku. Semua orang terlihat bahagia dengan kelulusannya. Dari semua usaha yang tak akan mungkin menyiakan hasil. Lantas tak semua mesti harus dipandang dari sisi pangkat ia berada, karena kesuksesan tak membutuhkan itu. Layaknya sebuah duri yang harus disingkirkan untuk menghilangkannya, dan tak mudah bukan? Ya, seperti itu lah kehidupan. Tapi tidak perlu takut, kita akan mendapatkan hasilnya nanti. Baca Juga Cerpen Persahabatan Sedih - Rindu ASMAmu Itulah Cerpen Motivasi Pendidikan yang bisa kita nikmati. Segalaj sajian yang memotivasi para pembaca. Bagaimana seberapa menarik cerita ini bagi kamu? Jangan lupa untuk baca cerita lainnya. Karena masih banyak cerita pendek yang bisa kamu baca. Sekian yang bisa disampaikan, semoga cerita pendek ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih. Salam.
\n\n \n \n\n\n cerpen tentang perjuangan meraih sukses
.

cerpen tentang perjuangan meraih sukses